Wall Street Ditutup Melemah, Investor Mulai Realistis

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 5 Desember 2023 08:59 WIB
Ilustrasi Wallastreet (Foto: AP)
Ilustrasi Wallastreet (Foto: AP)

Jakarta, MI - Pada akhir perdagangan Senin, (4/11) pasar saham di Wall Street, New York, ditutup melemah. Hal Ini menunjukkan penilaian pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga Bank Sentral Federal Reserve tidak terlalu signifikan.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (5/12), indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,11% atau 41,06 poin ke 36.204,44, S&P 500 tergelincir 0,54% atau 24,85 poin ke 4.569,78, dan Nasdaq jatuh 0,84% atau 119,54 poin ke 14.185,49.

Sejumlah rilis data ekonomi selama beberapa hari ke depan akan diawasi dengan ketat untuk mendapatkan petunjuk mengenai langkah-langkah The Fed selanjutnya.

Secara teknis kondisi overbought dan posisi bullish telah membuat pasar rentan terhadap koreksi. Hal ini terjadi setelah reli kenaikan bersejarah pada pasar saham dan obligasi bulan lalu.

 “Pasar telah mengalami reli yang hebat dan sekarang ini hanya semacam 'santai’,” kata Tony Dwyer dari Canaccord Genuity kepada Bloomberg.

S&P 500 turun dari level tertingginya sejak Maret 2022, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun naik sembilan basis poin menjadi 4,63%. Dolar menguat pada akhir perdagangan Senin, sementara Bitcoin melayang mendekati US$42.000 karena hiruk pikuk spekulasi dalam mata uang kripto semakin meningkat.

Persentase saham S&P 500 yang diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan 50 hari telah melonjak menjadi 84%. Hal ini menunjukkan partisipasi luas selama reli baru-baru ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bespoke Investment Group.

Indeks Volatilitas Cboe yang dikenal sebagai VIX, mendekati level terendah tahun ini pada Jumat lalu(1/12) setelah Ketua Fed Jerome Powell memberikan sinyal paling jelas bahwa Fed telah selesai menaikkan suku bunga. (Ran)