Bamsoet Minta Pemerintah Prioritaskan Produksi Beras Dalam Negeri Ketimbang Impor

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 27 Desember 2023 16:40 WIB
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Foto: Ist)
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet, merespons rencana Pemerintah terkait impor tiga juta ton beras di tahun 2024 sebagai langkah pengamanan stok beras demi mengantisipasi efek dari El-Nino.

Kata Bamsoet, pemerintah seharusnya menjelaskan terlebih dahulu soal rencana impor tiga juta ton beras itu secara rinci dengan menggunakan data riil.

"(MPR) meminta pemerintah harus menjelaskan secara rinci mengenai rencana impor tiga juta ton beras tersebut dengan berdasarkan data riil produksi stok beras. Dan jumlah kebutuhan masyarakat terhadap beras, dan mengkaji kembali besaran jumlah impor beras tersebut," kata Bamsoet kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/12).

Pemerintah kata Bamsoet, harus mengkaji ulang besaran jumlah impor beras tersebut, karena yang dikhawatirkan dapat merugikan kesejahteraan petani lokal di masa mendatang.

"Pemerintah harus berkomitmen agar dalam kebijakan impor yang diambil nantinya tidak merugikan atau menurunkan kesejahteraan petani beras dalam negeri, serta sesuai dengan kebutuhan saja, dan tetap memprioritaskan untuk menggunakan produksi beras dalam negeri terlebih dahulu ketimbang impor," ujar Bamsoet. 

Selain itu, kata Bamsoet, pemerintah juga harus memperhatikan masa panen beras dalam negeri. 

"Agar pada momen tersebut tidak ada impor beras yang masuk, dan produksi beras dapat ditingkatkan serta dipastikan untuk didistribusikan secara merata ke tiap wilayah Indonesia," ujarnya. 

Lebih lanjut, Bamsoet juga meminta pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor beras dengan meningkatkan produksi beras di dalam negeri. 

"Pemerintah harus mengurangi ketergantungan impor beras, seiring dengan membenahi tata kelola beras dan penanaman padi dalam negeri, sehingga kebutuhan masyarakat terhadap beras bisa sesuai dengan produksi beras dalam negeri," terangnya. (DI)