Bulog Jabar akan Impor Beras, Attar: Penting Sekali Buat Perut Kita

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 21 Januari 2024 15:50 WIB
Pimpinan Perum Bulog Jabar M Attar Rizal saat memberikan keterangan di Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/1). (Foto: ANTARA)
Pimpinan Perum Bulog Jabar M Attar Rizal saat memberikan keterangan di Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/1). (Foto: ANTARA)

Bandung, MI - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Barat (Jabar) M Attar Rizal memastikan ketersediaan beras untuk 27 kabupaten/kota di wilayahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sampai lebaran 2024. Ia menerangkan, ada sebanyak 74.000 ton beras dan tidak lama lagi stok beras akan dikirim oleh pusat.

“Kami akan menambah lagi stok beras dari hasil panen bulan Maret, dari pengadaan dalam negeri,” kata Attar di Bandung, Jabar, Minggu (21/1).

Attar menjelaskan, Bulog Jabar sudah bersiap untuk mengimpor beras dari luar negeri apabila tidak terjadi panen raya pada Maret mendatang, sehingga dapat dipastikan kebutuhan beras aman hingga Lebaran.

“Kalau tidak bisa diserap dari dalam negeri, kita harus ke luar negeri. Karena penting sekali buat perut kita,” katanya.

Attar mengungkapkan, bahwa provinsinya akan mendapatkan tambahan stok beras sebanyak 88.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kemudian, nanti selama Januari sampai dengan Maret belum ada panen, kita akan menambah dari pengadaan luar negeri yang saya rasa cukup. Karena kapal yang akan datang mengirim 88.000 ton,” katanya.

Untuk menekan harga beras, pihaknya masih akan terus menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada 4.445.601 penerima manfaat di Jabar hingga Juni 2024.

"Untuk mengatasi gejolak kenaikan harga dan daya beli, kita menyalurkan beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) serta operasi pasar dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Tahun kemarin kita berhasil meredam kenaikan harga beras dengan cara ini," kata Attar.

Dia menjelaskan kebutuhan beras Indonesia per bulan mencapai 2,6 juta ton, sedangkan penghasilan beras nasional pada Januari hanya sekitar 1 juta ton

Diketahui bahwa pemerintah pusat telah menemukan solusi untuk mencukupi ketersediaan pangan Indonesia yaitu meningkatkan import beras dari beberapa negara seperti Vietnam, Thailand dan China.

"Kami melaporkan bahwa akan follow up beberapa yang sudah dengan Pak Presiden yang dari China, Thailand, dan Vietnam. Jadi, tapi ada catatan masuknya kalau boleh sebelum panen raya udah harus masuk," ucap Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (18/1).