Matahari (LPPF) Siap Tebar Dividen Jumbo, Yield Tembus 17 Persen


Jakarta, MI - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kembali membuat gebrakan dengan menyiapkan sejumlah aksi korporasi dalam waktu dekat. Salah satu yang paling dinanti investor adalah pembagian dividen jumbo yang akan mengalir deras ke kantong pemegang saham.
Dalam sesi earnings call yang digelar pada Jumat (7/3/2025), manajemen LPPF mengumumkan rencana pembagian dividen hingga Rp300 per saham. Angka ini mencerminkan 81,7 persen dari laba bersih perusahaan pada 2024, yang mencapai Rp366 per saham.
Matahari siap mengalokasikan Rp677 miliar untuk dividen, yang merupakan bagian dari total laba bersih perusahaan sebesar Rp828 miliar.
Rencana pembagian dividen ini akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 17 April 2025 dan masih menunggu persetujuan dari para investor.
Harga saham LPPF sore ini ditutup menguat 4,24 persen ke Rp1.720. Dengan kenaikan ini, indikasi imbal hasil dividen (dividend yield) mencapai 17 persen.
Dalam tiga tahun terakhir, dividen final LPPF dibayarkan pada pertengahan hingga akhir April dengan batas akhir atas dividen (cum dividen) pada awal hingga pertengahan April.
Pembagian dividen jumbo tersebut merupakan salah satu rencana aksi korporasi yang disiapkan manajemen. Sebelumnya, Matahari juga mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) dengan dana maksimal Rp150 miliar yang juga akan diusulkan dalam RUPS.
Sepanjang tahun lalu, LPPF mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp6,4 triliun, mengalami penurunan 2,1 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp6,5 triliun. Sementara itu, EBITDA juga menyusut 0,9 persen dari Rp1,41 triliun menjadi Rp1,39 triliun.
Meski demikian, margin laba bersih Matahari meningkat dari 10,3 persen di 2023 menjadi 12,9 persen pada 2024. Alhasil, laba bersih meningkat 22,5 persen dari Rp675 miliar menjadi Rp828 miliar.
Peningkatan margin ini merupakan hasil dari efisiensi dalam biaya operasional dan keuangan, yang membantu mengimbangi perlambatan penjualan.
CEO Matahari, Monish Mansukhani menyampaikan bahwa, kontraksi pada pendapatan bersih perseroan tidak terlepas dari lesunya daya beli kelas menengah.
Hal tersebut tercermin dengan penjualan kotor yang turun 2 persen menjadi Rp12,3 triliun dari 2023 yang sebesar Rp12,5 triliun. Selain itu, SSSG juga menurunkan sekitar 1,7 persen.
"Meskipun belanja konsumen kelas menengah melambat, pencapaian kami di 2024 menunjukkan dedikasi kami terhadap profitabilitas," tutur Mansukhani.
Pada 2025, ia menyatakan bahwa Matahari akan terus mengoptimalkan strateginya dengan memperkuat fundamental keuangan serta produk perusahaan guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sejumlah inisiatif strategis telah disiapkan, termasuk memperluas koleksi merek eksklusif dengan format khusus seperti SUKO dan ZES.
Topik:
pt-matahari-department-store-tbk lppf matahari dividen