Setoran PNBP Merosot Tajam, Ini Biang Keroknya!

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 1 Mei 2025 19:55 WIB
Kementerian Keuangan (Foto: Dok MI)
Kementerian Keuangan (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Kementerian Keuangan mengungkapkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 hingga akhir Maret, dengan satu sorotan penting di sisi pendapatan yaitu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Per 31 Maret 2025, total setoran PNBP yang masuk ke kas negara tercatat sebesar Rp 115,9 triliun atau setara dengan 22,6% dari target tahun ini. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka tersebut mengalami penurunan tajam sebesar 26,04%. Pada Maret 2024, PNBP tercatat mencapai Rp 156,7 triliun.

Sepanjang tiga bulan pertama 2025, rata-rata PNBP yang diterima negara hanya sebesar Rp 44,4 triliun per bulan, jauh lebih rendah dibandingkan rerata triwulan pertama 2024 yang mencapai Rp 56,3 triliun per bulan.

Meski demikian, Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu menegaskan bahwa setoran PNBP masih sejalan dengan target alias on the track. Buktinya, setoran PNBP sudah terealisasi lebih dari seperempat.

Anggito menjelaskan, setidaknya ada 2 penyebab penurunan setoran PNBP, yang pertama adalah kehadiran Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang saat ini menjadi pengelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Sejak Maret, dividen BUMN tidak lagi disetor ke kas negara karena itu wilayahnya Danantara. Jadi jangan kaget kalau turun sekali,” ungkap Anggito dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Untuk faktor kedua, menurut Anggito, adalah kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan. Penurunan harga sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia berdampak langsung pada PNBP, terutama dari sektor royalti.

Sebagai contoh, harga tembaga tercatat turun 4,3% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan merosot 6,9% sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Sementara itu, harga nikel juga mengalami penurunan sebesar 5,1% mtm dan 1,4% ytd.

“Dari sisi makro global, harga komoditas mengalami penurunan,” tutup Anggito.

Topik:

pnbp apbn-2025 kemenkeu danantara