Indonesia-Jepang Sepakat Perkuat Kerja Sama Perdagangan dan Investasi


Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pentingnya peran perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Menurutnya, hubungan ekonomi Indonesia-Jepang yang sudah terjalin erat ini perlu terus diperkuat agar bisnis yang berjalan lancar dan saling menguntungkan dapat terus berlanjut.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menko Airlangga dalam konferensi Press Briefing di KBRI Tokyo setelah menerima anugerah Bintang Jasa Musim Semi Tahun 2025 “The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star” dari Pemerintah Jepang atas jasa dan kontribusinya dalam memperkuat hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa anugerah kehormatan dari Pemerintah Jepang ini bukan sekadar simbol eratnya persahabatan antara Indonesia dan Jepang, tetapi juga menjadi hadiah istimewa dalam rangka peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini.
“Terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah mengizinkan saya hadir (di Jepang) untuk menerima penghargaan ini. Tentu kami mengapresiasi dukungan Pemerintah dan stakeholders Jepang dalam berbagai kerja sama dengan Indonesia, terutama sejak 2016 ketika saya menjadi Menteri Perindustrian, sampai dengan 2019 saya menjadi Menko Perekonomian,” tutur Airlangga, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Selasa (13/5/2025).
Selain kepada Menko Airlangga, penghargaan yang diserahkan langsung oleh Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba itu, diberikan juga kepada Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2009-2014 Marty Natalegawa.
“Tadi (setelahnya) ada pertemuan dengan Kaisar Jepang. Di mana dalam pertemuan itu, Kaisar menyampaikan terima kasih atas kerja sama Jepang dengan negara-negara mitra, karena yang hadir di situ bukan hanya dari Indonesia, tetapi dari berbagai negara di seluruh dunia. Selain itu, Kaisar juga berpesan agar semuanya tetap sehat dan kembali dengan selamat,” ujar Airlangga.
Indonesia juga berperan aktif dalam inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC) yang diluncurkan oleh Perdana Menteri Jepang periode 2021–2024, Fumio Kishida, saat penyelenggaraan KTT G20 tahun 2022 di Indonesia.
Salah satu proyek AZEC telah diresmikan pada 5 Mei 2025, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Solok, Sumatera Barat. Sementara itu, beberapa proyek yang masih dalam pipeline seperti Proyek Legok Nangka Waste-to-Energy, PLTP Sarulla, serta Proyek Jaringan Transmisi antara Jawa-Sumatera.
“Untuk AZEC, Pemerintah Jepang sudah menyiapkan dana khusus sebesar USD500 juta, dan sekarang Indonesia dan Jepang sudah menyiapkan lebih dari 175 MoU, yang dalam pipeline itu beberapa proyeknya terkait pengurangan emisi menuju Indonesia Net Zero Emission di 2060. Dan, dalam pertemuan antara Presiden Prabowo dan Mantan PM Kishida beberapa waktu lalu, patut diapresiasi bahwa Indonesia dan Jepang membuat joint task force, yang kebetulan di Indonesianya dipimpin Kemenko Perekonomian,” jelas Airlangga.
Dalam kunjungan kerjanya ke Jepang, Airlangga mengadakan sejumlah pertemuan penting, termasuk dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Muto Yoji. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan dan investasi.
Selain itu, mereka juga mendorong percepatan penyelesaian perjanjian IJEPA, yang telah diratifikasi oleh Parlemen Jepang dan targetnya di Indonesia akan diselesaikan pada semester II-2025 mendatang.
Lebih lanjut, dengan Chairman Keidanren (Federasi Bisnis Jepang yang beranggotakan 1.542 perwakilan usaha, 106 asosiasi industri, dan organisasi ekonomi regional dari 47 perfektur di Jepang), dan juga dengan President of the Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) Ken Kobayashi.
“Kaidanren terus mendukung posisi Indonesia dalam proses aksesi di OECD maupun CP-TPP. Lalu, dengan JCCI, terdapat beberapa proyek yang sudah berjalan seperti MRT di Jakarta, dan terakhir kemarin baru saja disepakati terkait PLTP Muara Laboh yang menjadi bagian dari AZEC. Potensi kerja sama ke depan terbuka untuk sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur berkelanjutan,” ungkap Airlangga.
Sebagai catatan, hingga tahun 2024, Jepang menempati posisi sebagai investor asing terbesar keenam di Indonesia, dengan total nilai investasi mencapai USD 3,46 miliar.
Pada kuartal IV tahun 2024, PMA Jepang di Indonesia didominasi oleh sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi, transportasi, gudang dan telekomunikasi, industri kimia dan farmasi, industri mesin, elektronik, serta instrumen kedokteran.
“Dalam pertemuan kemarin juga dibahas terkait kondisi geopolitik, yang mana para pengusaha di Jepang juga sama-sama mempunyai keprihatian terhadap disrupsi perekonomian yang sedang terjadi. Nah, Indonesia sendiri merasa bahwa Jepang ini salah satu investor besar, dan trade kedua negara juga terus meningkat, dan mereka berpesan agar kita harus melanjutkan kerja sama yang ada (meskipun) di tengah ketidakpastian ini,” tutup Airlangga.
Topik:
kerja-sama-ri-jepang sektor-perdagangan investasiBerita Sebelumnya
Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina Terbaru per 13 Mei 2025
Berita Selanjutnya
10 Tahun APBN Indonesia: Naik Drastis, Tapi Daya Beli Stagnan
Berita Terkait

OJK: Tata Kelola Investasi Taspen dan Asabri Buruk, Return Tak Maksimal
24 September 2025 09:04 WIB

Kelangkaan BBM Nonsubsidi di SPBU Swasta, Yulian Gunhar: Pemerintah Jangan Ciptakan Ketidakpastian Iklim Investasi
18 September 2025 13:46 WIB