Daya Beli Melemah, DPR Dorong Pemerintah Genjot Konsumsi Lewat Libur Sekolah

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 18 Juni 2025 10:18 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKB, Bertu Merlas. (Dok. MI)
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKB, Bertu Merlas. (Dok. MI)

Jakarta, MI  - Libur sekolah dinilai sebagai peluang strategis untuk menggenjot konsumsi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKB, Bertu Merlas, mendorong pemerintah agar stimulus ekonomi yang telah disiapkan dapat dimaksimalkan selama masa libur sekolah yang berlangsung satu bulan penuh.

“Pemerintah sudah meluncurkan paket stimulus untuk menyambut libur sekolah. Ini harus benar-benar dikawal pelaksanaannya di lapangan agar efektif dalam meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Bertu Merlas, Rabu (18/6/2025).

Legislator dari Dapil Sumatera Selatan II itu menyampaikan kekhawatirannya terhadap tren perlambatan ekonomi yang mulai terasa dalam beberapa bulan terakhir. Ia menyoroti sikap hati-hati masyarakat dalam membelanjakan uang, bahkan saat momen konsumtif seperti Ramadan dan Idul Fitri.

“Waktu Ramadan dan Lebaran kemarin, banyak masyarakat memilih menahan belanja. Ini tidak lepas dari pengaruh ketidakpastian ekonomi global yang membuat masyarakat semakin selektif dalam pengeluaran konsumtif,” katanya.

Bertu berharap kecenderungan tersebut tidak berulang pada masa libur sekolah. Ia menilai periode ini sebagai high season belanja keluarga dan sektor pariwisata, yang jika dikelola dengan baik, bisa menjadi mesin penggerak ekonomi domestik.

“Libur sekolah ini harus jadi momentum pemulihan ekonomi. Aktivitas wisata, perjalanan, dan konsumsi rumah tangga biasanya meningkat. Pemerintah harus pastikan stimulus yang ada benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Sebagai bagian dari upaya pemulihan, pemerintah telah meluncurkan enam program stimulus utama menjelang liburan sekolah. Stimulus tersebut meliputi; Diskon tiket transportasi umum (kereta api, pesawat, dan kapal laut),  Potongan tarif tol,  Tambahan bantuan sosial melalui program Kartu Sembako,  Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta,  Subsidi iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

“Diskon tiket transportasi ini sangat penting untuk mendorong mobilitas masyarakat. Begitu juga dengan potongan tarif tol yang bisa memperlancar perjalanan antarkota,” tutur Bertu.

Ia menekankan pentingnya peran aktif pemerintah daerah dalam menyukseskan program-program ini. Menurutnya, keberhasilan stimulus tidak hanya tergantung pada kebijakan pusat, tetapi juga pada pelaksanaan dan pengawasan di lapangan.

“Pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dengan daerah sangat diperlukan agar dana stimulus bisa berdampak nyata dan cepat pada roda ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Bertu menutup dengan penegasan bahwa masa liburan ini harus dimanfaatkan sepenuhnya sebagai titik balik pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jangan biarkan momen ini berlalu tanpa hasil. Semua pihak harus bahu-membahu agar target pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tercapai,” pungkasnya.

Topik:

Liburan Sekolah Daya Beli Rendah. Ekonomi DPR JKK