Pertumbuhan Ekonomi 5,12% Dinilai Janggal, Ini Respons Airlangga

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 6 Agustus 2025 10:51 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menepis isu yang menyebut data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 telah disesuaikan dari kondisi sebenarnya oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Sorotan ini muncul setelah BPS merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% secara tahunan (yoy), jauh di atas ekspektasi mayoritas ekonom yang memperkirakan di bawah 5%.

Saat dimintai tanggapan soal dugaan penyesuaian data oleh BPS, Airlangga memberikan jawaban singkat. “Mana ada [penyesuaian data?]” katanya usai konferensi pers capaian ekonomi kuartal II-2025 pada Selasa (5/8/2025).

Airlangga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode April hingga Juni memang nyata terjadi dan didukung kuat oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh hampir 5%. Kontribusi konsumsi ini bahkan menjadi pendorong utama Produk Domestik Bruto (PDB), dengan proporsi mencapai 54,25%.

Selain itu, lanjut dia, guyuran investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto [PMTB] juga masih tumbuh 6,99% secara tahunan, diikuti transaksi eceran hingga uang elektronik yang juga naik 6,26%.

"Kemudian, dari perjalanan akibat kita membuat kebijakan diskon tarif jalan Tol, Kereta Api, maupun tiket pesawat itu perjalanan wisatawan nusantara juga jadi tumbuh 22%, wisatawan mancanegara tumbuh 23,32%," jelasnya. 

Di sisi lain, Airlangga juga mengatakan sejumlah kinerja perusahaan di industri sektor ritel saat ini juga masih menunjukkan peningkatan pertumbuhan pendapatan, yang turut menunjukkan daya beli masyarakat yang masih kuat.

"Itu salah satu yang merepresentasikan juga. Dari indeks keyakinan konsumen juga terlihat, termasuk kenaikan dari transaksi digital."

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dibanding capaian kuartal sebelumnya yang berada di angka 4,87%.

Namun, Direktur Segara Research Institute sekaligus ekonom, Piter Abdullah, menyarankan agar angka tersebut dikaji lebih lanjut. Pasalnya, data tersebut dinilai tak sejalan dengan berbagai indikator utama lainnya yang justru menunjukkan tren pelemahan.

“Pertumbuhan ekonomi kita secara angka memang lebih tinggi dari konsensus, tapi ketika melihat indikator seperti konsumsi rumah tangga yang melambat, penerimaan pajak terutama PPN yang menurun, dan indeks PMI yang juga melemah, hasil pertumbuhan ini agak membingungkan,” tuturnya, Selasa (5/8/2025).

Piter menyoroti lonjakan signifikan pada Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik, yang disebut-sebut sebagai pendorong utama pertumbuhan. 

Namun menurutnya, kenaikan PMTB hingga 6,6% secara tahunan cukup sulit dijelaskan, terutama jika dikaitkan dengan melemahnya sentimen pelaku usaha yang tercermin dari penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI).

Topik:

airlangga-hartarto pdb pertumbuhan-ekonomi-ri