Kerugian Akibat Banjir Sumatra-Aceh Diperkirakan Capai Rp68 Triliun

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 2 Desember 2025 09:48 WIB
Banjir di Sumatera Utara (Foto: Tangkapan Layar)
Banjir di Sumatera Utara (Foto: Tangkapan Layar)

Jakarta, MI - Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksikan nilai kerugian akibat rangkaian bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra pada November mencapai Rp68,67 triliun.

Estimasi tersebut diperoleh dari penjumlahan lima kategori kerugian utama yang dialami masyarakat, mulai dari hilangnya rumah/tempat tinggal, potensi gagal panen di lahan sawah, kerusakan fasilitas publik, hingga biaya pemulihan dan perbaikan jalan.

"Bencana ekologis di Sumatera periode November 2025 diproyeksi telah mengakibatkan kerugian ekonomi Rp68,67 triliun," tulis Celios dalam risetnya, dikutip Selasa (2/12/2025).

Secara rinci, nilai kerusakan rumah diperkirakan sekitar Rp30 juta per unit. Sementara itu, kerugian pembangunan jembatan untuk biaya pembangunan kembali mencapai Rp1 miliar.

Kerugian pendapatan keluarga dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan harian di masing-masing provinsi, kemudian dikalikan dengan total 20 hari kerja. Kerugian lahan sawah kehilangan Rp6.500/kg dengan asumsi per hektare (ha) menghasilkan 7 ton.

Adapun biaya perbaikan jalan diperkirakan mencapai Rp100 juta untuk setiap 1.000 meter ruas yang terdampak. Dampak lain yang dirasakan provinsi sekitar adalah terganggunya arus distribusi barang konsumsi maupun bahan baku industri. Kondisi ini semakin berat mengingat Sumatra Utara merupakan salah satu simpul industri nasional di pulau tersebut.

"Secara nasional, terjadi dampak penurunan Produk Domestik Bruto [PDB] mencapai Rp68,67 triliun atau setara dengan 0,29%," tulisnya.

Topik:

banjir-bandang banjir-sumatera banjir-aceh kerugian-ekonomi