Taliban Kuasai Istana, Presiden Afghanistan Kabur

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 16 Agustus 2021 10:45 WIB
Monitorindonesia.com - Setelah berhasil menguasai istana kepresidenan, pejabat tinggi Taliban mengakui ujian sebenarnya dari pemerintahan akan dimulai setelah kelompok itu memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul. Kepala Biro Politik Taliban, Abdul Ghani Baradar mengatakan dalam sebuah pernyataan video singkat, ujian akan dimulai dengan memenuhi harapan warga Afghanistan dan menyelesaikan masalah mereka. Al Jazeera memperoleh rekaman eksklusif yang menayangkan para pemimpin Taliban yang dikelilingi oleh puluhan pejuang bersenjata saat berbicara kepada media dari kursi kekuasaan di istana kepresidenan negara. Mereka memasuki istana setelah Presiden Ashraf Ghani yang melarikan diri dari negara itu di tengah kemajuan pesat Taliban menguasai negara itu. Hal itu membuat kelompok tersebut merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan dalam waktu kurang dari dua minggu. Ghani kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook bahwa dia melarikan diri untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut seperti dikutip Al Jazeera, Senin (16/8/2021). “Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka,” katanya. Sementara itu, warga Afghanistan memadati bandara Kabul untuk mencari jalan keluar dari negara itu. Stasiun televisi lokal 1TV melaporkan bahwa tembakan terdengar saat malam tiba di dekat bandara Kabul. Para diplomat asing, pejabat dan warga Afghanistan lainnya berusaha melarikan diri untuk meninggalkan negara itu di tengah kemajuan Taliban. Massouma Tajik, seorang analis data berusia 22 tahun, termasuk di antara ratusan warga Afghanistan yang menunggu dengan cemas untuk menaiki penerbangan evakuasi. “Saya melihat orang-orang menangis, mereka tidak yakin apakah mereka bisa terbang. Saya juga tidak,” katanya dengan nada panik. Ratusan orang Afghanistan berkerumun di bagian bandara lainnya yang jauh dari banyak warga negara Barat. Beberapa dari mereka, termasuk seorang pria dengan kaki patah yang duduk di tanah, mengantre untuk apa yang diharapkan menjadi penerbangan terakhir oleh maskapai penerbangan Ariana Airlines.

Topik:

Taliban Afghanistan