Ethiopia Mulai Ditnggalkan Jerman dan Prancis Akibat Perang Saudara

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 24 November 2021 13:51 WIB
Monitorindonesia.com - Krisis kemanusiaan akibat perang saudara di Ethiopia membuat sejumkah negara termasuk Jerman dan Prancis menyarankan warganya meninggalkan negara itu. AS dan Inggris juga baru-baru ini mengeluarkan nasihat yang sama atas krisis Ethiopia. PBB juga telah memulai apa yang digambarkannya sebagai relokasi sementara beberapa staf. Hal itu terjadi setelah pejuang pemberontak Tigrayan mengatakan bahwa mereka masih bergerak maju menuju ibu kota Addis Ababa. PM Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dia akan pergi ke garis depan untuk menghadapi pemberontak. Konflik selama setahun telah menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan ratusan ribu menghadapi kondisi seperti kelaparan di utara Ethiopia. Ribuan orang telah terbunuh dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Utusan Khusus AS, Jeffrey Feltman mengatakan sudah ada kemajuan menuju solusi diplomatik, tetapi terancam oleh eskalasi di lapangan seperti dikutip BBC.com, Rabu (24/11). Dia mengatakan kedua belah pihak tampaknya percaya bahwa mereka berada di puncak kemenangan militer. Feltman memperingatkan bahwa jika pemberontak bergerak di Addis Ababa makz hal tidak dapat diterima dan akan menjadi bencana. Laporan dari garis depan sulit untuk diverifikasi, tetapi Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengatakan para pejuangnya menguasai sebuah kota lebih dari 200 km dari Addis Ababa. Pemerintah Ethiopia sebelumnya telah membantah laporan tentang kemajuan pemberontak. Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan warga negaranya harus berangkat dengan penerbangan komersial pertama yang tersedia, sementara Prancis mendesak warganya untuk meninggalkan negara itu "tanpa penundaan". Sementara dokumen keamanan internal PBB mengatakan "anggota keluarga yang memenuhi syarat dari staf yang direkrut secara internasional" harus dievakuasi pada 25 November. Sebelumnya AS dan Inggris mengumumkan bahwa mereka menarik staf diplomatik yang tidak penting, dan menyuruh warga lainnya untuk pergi. Dalam sebuah posting di media sosial pada Senin malam, Abiy Ahmed, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2019, mengatakan dia akan pergi ke garis depan untuk memimpin pasukan pertahanan. "Mereka yang ingin berada di antara anak-anak Ethiopia, yang akan dipuji oleh sejarah, bangkit untuk negara Anda hari ini..mari kita bertemu di fdon terdepan," katanya.

Topik:

AS Jerman Inggris Ethiopia PP Krisis Ethiopia

Berita Sebelumnya

Kematian Akibat Covid-19 di Eropa Akan Lewati 2,2 Juta Hingga Maret 2022

Berita Selanjutnya

Terancam Varian Virus Corona Baru, Event Olahraga di Afrika Selatan Dihentikan

Berita Terkait

Nasional
Tentara Nasional Indonesia (TNI) (Foto: Ist)

Koalisi: Membandingkan TNI dengan Militer AS Itu Berisiko dan Keliru

20 September 2025 11:00 WIB

Global
Tangkapan layar dari video karya Amy King ini menunjukkan aktivis muda sayap kanan dan influencer Charlie Kirk berbicara dalam sebuah acara publik di Utah Valley University beberapa menit sebelum ia ditembak di Orem, Utah, pada 10 September 2025. Aktivis muda sayap kanan dan influencer Charlie Kirk, sekutu utama Presiden Donald Trump, ditembak mati pada 10 September dalam sebuah "pembunuhan politik" yang memicu kekhawatiran akan lebih banyak kekerasan politik di Amerika Serikat yang semakin panas. Trump mengonfirmasi di media sosial bahwa Kirk, 31, telah meninggal dunia akibat luka-lukanya. (Foto oleh Amy KING / UGC / AFP)

Penembak Mati Charlie Kirk Menyerahkan Diri

13 September 2025 05:26 WIB

Global
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

Trump Akan Kirim Surat ke 200 Negara Terkait Tarif Dagang

26 Juli 2025 12:00 WIB

Nasional
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi (Foto: Istimewa)

Istana 'Ngeles' Transfer Data Pribadi RI ke AS

25 Juli 2025 23:50 WIB

Nasional
Kolase Presiden AS, Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto

RI Beri Data Pribadi ke AS, Imparsial: Pengkhianatan Konstitusi dan Kedaulatan Negara

24 Juli 2025 20:29 WIB

Global
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: Ist)

Trump Murka, Rusia Terancam Tarif Impor 100 Persen dari AS

15 Juli 2025 08:07 WIB