Covid-19 Merenggut Satu Nyawa dari Setiap 100 Lansia di AS

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 14 Desember 2021 08:25 WIB
Monitorindonesia.com - Sekitar satu dari 100 warga Amerika Serikat (AS) berusia 65 tahun ke atas, meninggal dunia akibat Covid-19. Data ini diungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS). Menurut data dari Biro Sensus AS, sebanyak 590.089 warga berusia 65 tahun ke atas, dari total 54,1 juta individu dalam populasi usia tersebut, meninggal dunia akibat covid sejak pandemi merebak. Hingga 8 Desember, data CDC menunjukkan bahwa total 178.912 warga lanjut usia (lansia) berusia 65 hingga 74 tahun meninggal dunia akibat covid. Kelompok usia 75-84 tahun mencatatkan 203.422 kematian, sedangkan kelompok usia 85 tahun ke atas melaporkan 207.755 kematian. Sementara sekitar satu dari kurang lebih 1.400 warga Amerika warga berusia di bawah 65 tahun meninggal dunia akibat covid, lapor The New York Times. Warga Amerika yang berusia lanjut lebih terdampak pandemi dibandingkan kelompok usia lainnya. Mereka diketahui lebih rentan mengalami kasus parah dan kematian. AS sedang bersiap menghadapi lonjakan kasus pada musim dingin, yang disebabkan oleh varian delta dan varian baru omicron. Kasus covid meningkat sekitar 45 persen selama bulan lalu. Ancaman baru itu secara khusus menimbulkan tekanan bagi warga lansia. Hingga Senin (13/12), kasus infeksi Omicron telah ditemukan di setidaknya 29 negara bagian di AS, imbuh data CDC. Sementara itu, Angkatan Udara Amerika Serikat mengumumkan pemecatan 27 anggotanya, karena menolak menerima vaksin. Pentagon mengumumkan vaksin wajib untuk semua anggota layanan pada Agustus lalu. Sejak saat itu, sebagian besar pasukan tugas aktif telah menerima setidaknya satu dosis. Ann Stefanek, juru bicara Angkatan Udara, mengatakan pasukan diberi kesempatan untuk menjelaskan mengapa mereka menolak untuk divaksinasi, tetapi tidak satupun dari mereka diberikan pengecualian, melansir Reuters 14 Desember. Sementara, sekitar 97 persen personel Angkatan Udara divaksinasi terhadap virus, jumlah yang jauh lebih tinggi daripada populasi umum Amerika Serikat. Angkatan Udara dan Luar Angkasa memiliki sekitar 326.000 personel tugas aktif. Mengutip The Guardian, Stefanek mengatakan Angkatan Udara memberi pasukannya waktu hingga 2 November untuk mendapatkan vaksin dan ribuan menolak atau mencari pengecualian. Menurut data angkatan udara terbaru, lebih dari 1.000 penerbang menolak tembakan dan lebih dari 4.700 mencari pengecualian agama. Tak satu pun dari 27 penerbang meminta jenis pengecualian apa pun, medis, administrasi atau agama, ungkap Stefanek.

Topik:

Covid Global