Evakuasi 128 Pekerja Tambang Rusia Sukses Setelah Sensor Kebakaran Menyala

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 20 Desember 2021 10:22 WIB
Siberia, Monitorindoneisa.com - Semua dari 128 pekerja tambang berhasil dievakuasi dari penggalian batubara Siberia di Rusia kemarin setelah sensor kebakaran menyala beberapa minggu setelah ledakan di wilayah yang sama menewaskan 51 orang. Perusahaan batubara SUEK, pemilik tambang Ruban di wilayah Kemerovo Rusia, menyatakan sensor kebakaran berhasil mendeteksi peningkatan emisi karbon monoksida. Ternyata ada lapisan yang memanas, tetapi tidak menyala dan tidak ada api, menurut Kementerian Darurat Rusia. "Semua dari 128 orang berhasil keluar ke permukaan tambang, tidak ada korban," menurut Kementerian Darurat Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (20/12). Kantor berita Rusia,TASS sebelumnya melaporkan kebakaran di tambang Ruban dan menyatakan ada antara 128 hingga 139 pekerja di bawah tanah pada saat itu berdasarkan administrasi dan layanan darurat. SUEK menyatakan pekerjaan dihentikan sesuai dengan protokol setelah sensor menyala. Padahal sistem ventilasi dilaporkan bekerja dan tingkat gas normal. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui mengapa sensor di lokasi itu menyala, menurut TASS mengutip kantor kejaksaan. Pemilik perusahaan Listvyazhnaya yang beroperasi di Kemerovo, tempat sebuah ledakan menewaskan 51 orang pada bulan November, ditahan pada Rabu lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh manajemen memalsukan data metana di tambang tersebut. Pada tahun 2007, wilayah tersebut merupakan lokasi kecelakaan penggalian terburuk sejak runtuhnya Uni Soviet ketika sebuah ledakan di galian Ulyanovskaya merenggut nyawa lebih dari 100 orang. Sedangkan pada 2010, ledakan di Raspadskaya di kawasan itu menewaskan lebih dari 90 orang.   [Yohana RJ]  

Topik:

Rusia Siberia Evakuasi Tambang Batubara