Kembali Catat Rekor, Rumah Sakit AS Kewalahan Terima Pasien Covid-19

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Januari 2022 22:33 WIB
Monitorindonesia.com - Amerika Serikat  mencatat rekor baru untuk jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 sebanyak 132.646 bangsal. Angka terbaru itu, yang muncul saat varian Omicron yang sangat menular menyebar ke seluruh negara bagian, melampaui rekor 132.051 kasus yang tercataat pada Januari 2021. Penerimaan pasien di rumah sakit terus meningkat sejak akhir Desember atau dua kali lipat dalam tiga minggu terakhir seperti dikutip TheGuardian, Selasa (11/1/2022). Lonjakan itu terjadi setelah Omicron mengambil alih varian Delta sebagai varian dominan di AS. Analisis menemukan bahwa negara bagian Delaware, Illinois, Maine, Maryland, Missouri, Ohio, Pennsylvania, Puerto Rico, AS, Virgin Islands, Vermont, Virginia, Washington DC, dan Wisconsin telah melaporkan rekor tingkat pasien Covid-19 baru-baru ini. Kejadian yang sama juga pernah terjadi pada unit perawatan intensif (ICU) di sejumlah rumah sakit Amerika Serikat (AS) menjelang akhir tahun ketika varian Delta masih dominan. “Para pasien non-Covid dalam kondisi kesehatan yang parah dan lonjakan kasus varian Delta sudah membuat kewalahan banyak rumah sakit,” menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pad 20 Desember 2021. Di banyak kota, unit perawatan intensif rumah sakit dipenuhi para pasien yang membutuhkan perawatan darurat. Mereka termasuk yang menderita penyakit yang tidak terkait Covid-19 seperti kanker atau penyakit jantung. “Di banyak rumah sakit, hanya sedikit tempat tidur yang tersedia untuk mengantisipasi masuknya pasien dengan varian Omicron yang lebih menular,” ungkap laporan WSJ. Pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa banyaknya infeksi yang disebabkan oleh Omicron akan menambah beban rumah sakit. Di sisi lain banyak pula staf medis yang terinfeksi sehingga kekurangan tenaga kerja. "Ini seperti kemacetan medis," kata Peter Dillon, kepala petugas klinis di Penn State Health di Pennsylvania, dalam sebuah wawancara.   Sumber: TheGuardian

Topik:

Amerika Serikat Covid Global