Tengahi Konflik Rusia-Ukraina, Komisi I DPR Minta Pemerintah Terus Dorong Jalur Diplomasi

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 4 Maret 2022 13:35 WIB
Monitorindonesia.com- Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia meminta pemerintah terus mendorong jalur diplomasi guna menengahi konflik serta perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini. Anggota Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno mengatakan, posisi Indonesia sebagai tuan rumah dan Presidensi G20 dapat menjadi momentum guna mencegah spillover effect akibat perang tersebut. “Karena itu, kita terus mendorong Pemerintah Indonesia untuk melakukan jalur diplomasi, karena (perang) ini menyangkut ekonomi dan perdagangan dunia. Jadi, jangan sampai spillover effect yang memicu pula negara-negara lain contohnya misalnya China dengan Taiwan,” kata Politikus Golkar itu kepada wartawan, Jumat (4/3/2022). Dave menjelaskan, bahwa spillover effect adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu peristiwa di suatu negara terhadap ekonomi negara lainnya. Menurut Dave, G20 lebih menekankan pada persoalan ekonomi dan keuangan. Sementara, kata Dave, persoalan perang tersebut lebih kepada persoalan politik dan diplomasi internasional. Namun, Dave menilai tidak ada salahnya jika Indonesia sebagai tuan rumah membahas dan menaikkan persoalan invasi ini untuk melihat komitmen dari negara-negara G20 ini seperti apa dukungannya terhadap Ukraina. “Karena banyak kekhawatiran kalau Rusia lakukan agresi militer lebih luas akan memicu Perang Dunia III. Rusia memiliki kemampuan untuk melakukan serangan balik yang mematikan bagi negara-negara yang intervensi kebijakannya tersebut,” beber Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI. Dengan demikian, Dave meminta, Indonesia harus lebih mengambil peran sentral dalam mengingatkan negara-negara sahabat agar jangan sampai perang Rusia versus Ukraina menjadi sebab invasi-invasi lainnya. Diketahui, Presidensi G20 Indonesia sekaligus menjadi tuan rumah, sejak 1 Desember 2021 hingga akhir 2022. Presidensi G20 Indonesia telah menetapkan tiga isu prioritas, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi. (Aswan)

Topik:

rusia-ukraina