Zelenskiy: Kekalahan di Donbas Sangat Menyakitkan

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 15 Juni 2022 10:31 WIB
Jakarta, MI - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kekalahan pasukannya di wilayah Donbas sangat menyakitkan akibat serangan brutal Rusia, namun terus meminta rakyatnya bertahan. Komentar tersebut muncul dalam pidato malam presiden Ukraina kepada rakyatnya. Dia kemudian mengatakan bahwa pertempuran untuk menguasai kota kembar timur Sievierodonetsk dan Lysychansk sangat intens. “Pertempuran ini paling sengit, seperti sebelumnya, terjadi di Sievierodonetsk dan kota serta komunitas terdekat lainnya. Kekalahan kami sangat menyakitkan,” ujarnya seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (15/6). Akan tetapi dia meminta rakyatnya harus tetap kuat. Donbas adalah kunci untuk memutuskan siapa yang akan mendominasi dalam beberapa minggu mendatang. “Semakin banyak kerugian yang diderita musuh di sana, semakin sedikit kekuatan yang harus dimiliki untuk melawan agresi,” katanya. Pasukan Rusia terus maju di Donbas dan menguasai sebagian besar wilayah Luhansk sehingga membuat para pembela Ukraina di Sievierodonetsk mundur. Kota Luhansk merupakan kota terbesar yang masih berada di bawah kendali Ukraina. Merebut kota kembar akan memungkinkan Rusia untuk menargetkan Sloviansk lebih jauh ke barat di wilayah Donetsk, kata para analis. Sementara itu, pertempuran juga berkecamuk di dekat kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, dan Kherson di selatan, kata Zelenskiy. Dia juga mengakui banyak kerugian yang lebih “menyakitkan” di wilayah timur laut Kharkiv itu. “Pertempuran berlanjut di sana dan kami harus terus berjuang keras untuk keamanan penuh di wilayah Kharkiv,” ujar Zelenskiy. Dia menambahkan bahwa pihaknya terus menekan musuh di selatan. Tujuan utama kami adalah untuk membebaskan Kherson, katanya. Wilayah Donetsk dan Luhansk, yang sebagian besar merupakan wilayah Donbas yang berbahasa Rusia, sebagian sudah dikuasai oleh separatis pro-Moskow sejak 2014. Dia juga mengulangi permintaannya kepada Barat untuk mengirim senjata anti-rudal modern, dengan menyatakan "tidak ada pembenaran" bagi negara-negara mitra untuk menunda bantuan.