NATO Ajak Swedia dan Finlandia Bergabung Usai Turki Cabut Hak Veto

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 30 Juni 2022 04:24 WIB
Madrid, MI - Aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengundang Swedia dan Finlandia bergabung setelah Turki mencabut hak veto atas bergabungnya kedua negara tersebut. Keputusan yang diambil pada KTT NATO di Madrid, Rabu (29/6) menjadi salah satu perubahan terbesar dalam keamanan Eropa selama beberapa dekade, setelah invasi Rusia ke Ukraina mendorong Helsinki dan Stockholm untuk mengakhiri tradisi netralitas mereka. "Hari ini, kami telah memutuskan untuk mengundang Finlandia dan Swedia menjadi anggota," kata para pemimpin NATO dalam deklarasi mereka. Ratifikasi di parlemen sekutu kemungkinan akan memakan waktu hingga satu tahun, tetapi begitu selesai, Finlandia dan Swedia akan dilindungi oleh klausul pertahanan kolektif Pasal 5 NATO yang menempatkan mereka di bawah payung pelindung nuklir Amerika Serikat. "Kami akan memastikan kami dapat melindungi semua sekutu, termasuk Finlandia dan Swedia," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Sementara itu, sekutu akan meningkatkan kehadiran pasukan mereka di wilayah Nordik, mengadakan lebih banyak latihan militer dan patroli angkatan laut di Laut Baltik untuk meyakinkan Swedia dan Finlandia. Setelah empat jam pembicaraan di Madrid pada Selasa (28/6), Presiden Turki Tayyip Erdogan dan mitranya dari Finlandia dan Swedia menyepakati serangkaian langkah keamanan untuk memungkinkan kedua negara Nordik mengatasi veto Turki yang diberlakukan Ankara pada Mei karena kekhawatirannya tentang terorisme. Aliansi militer ini didirikan pada 1949 untuk mempertahankan diri dari ancaman Soviet. Invasi Rusia pada 24 Februari 2022 ke Ukraina memberi organisasi itu dorongan baru setelah kegagalan di Afghanistan dan perselisihan internal selama era mantan presiden AS Donald Trump. "Kami mengirimkan pesan yang kuat kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin: 'Anda tidak akan menang'," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam pidatonya. Menurut pernyataan KTT, sekutu NATO juga setuju untuk secara resmi memperlakukan Rusia sebagai "ancaman paling penting dan langsung terhadap keamanan sekutu". Sekutu juga menyetujui konsep strategis baru pertama NATO, yaitu dokumen perencanaan induknya dalam satu dekade. Rusia, yang sebelumnya digolongkan sebagai mitra strategis, kini diidentifikasi sebagai ancaman utama bagi Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu. Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo menyebut invasi Rusia ke Ukraina adalah "ancaman langsung terhadap cara hidup Barat", merujuk pada dampak perang yang lebih luas, seperti kenaikan harga energi dan pangan. Untuk pertama kalinya, dokumen perencanaan tersebut juga menyebut China sebagai tantangan. Tidak seperti Rusia, yang perangnya di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran serius di Baltik akan serangan di wilayah NATO, China bukanlah musuh, kata para pemimpin NATO. Namun, Stoltenberg telah berulang kali meminta Beijing untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, yang dikatakan Moskow sebagai "operasi khusus".   Sumber: Reuters