Kisah Cinta Shinzo Abe dan Akie Abe Tetap Bertahan Meski Belum Dikarunia Anak Selama 30 Tahun Pernikahan

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 11 Juli 2022 13:36 WIB
Jakarta, MI - Shinzo Abe, mantan perdana Menteri Jepang yang meninggal usai ditembak pria bersenjata saat berpidato di ruang publik pada Jumat (8/7) masih menyisakan luka yang mendalam. Sang istri, Akie Abe melewati perjalanan panjang dengan kereta api untuk menemui suaminya yang dilarikan ke rumah sakit Nara. Namun sayangnya, nyawa pria berusia 67 tahun itu tak terselamatkan. Shinzo Abe dinyatakan meninggal dunia lima jam usai tiba di rumah sakit, hanya beberapa menit setelah istrinya tiba. Kisah cinta Shinzo Abe dan Akie Abe terbilang romantis dan harmonis. Yang mana, satu hal ini jarang terjadi di kalangan politisi Jepang dari generasi mereka. Diketahui keduanya telah menikah lebih dari 30 tahun. Pasangan ini juga kerap membagikan momen kebersamaan mereka di akun Instagramnya masing-masing. Namun hingga saat ini, Akie dan Shinzo belum memiliki anak. Akie Abe telah berbicara tentang kesulitan mereka dalam mendapatkan momongan. Keduanya telah menjalani perawatan kesuburan yang tidak menunjukkan hasil. Shinzo juga telah menyarankan upaya adopsi, namun Akie tidak menerima gagasan tersebut karena alasan pribadi. "Saya tidak bisa menerima ini dan tidak yakin untuk membesarkan anak adopsi dengan baik, jadi itu tidak terjadi. Saya pikir itu semua sudah takdir dan saya harus menerimanya, bahwa kami tidak dikaruniai anak," katanya kepada BBC dalam wawancara 2006 silam. "Tentu saja, sebagai istri seorang politikus, saya mendapat tekanan luar biasa," ungkapnya. Sebagai seorang istri, Akie Abe selalu sangat keras dalam mendukung sang suami. Ini pun sering menjadi perbincangan publik. Akie Abe dikenal sangat tegas mengenai hak-hak perempuan dan mariyuana medis. Ia mengambil bagian dalam parade kebanggaan ketika Pride Month di Tokyo pada 2014 silam. Menurut para analis politik di Jepang, sikap Akie yang blak-blakan ini sejatinya untuk meningkatkan citra Abe, menunjukkan bahwa dia dapat mentoleransi berbagai perspektif di masyarakat.
Berita Terkait