Sri Lanka: Presiden Rajapaksa Konfirmasi Pengunduran Diri

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 11 Juli 2022 16:16 WIB
Jakarta, MI - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah mengkonfirmasi dia akan mengundurkan diri, kata kantor perdana menteri. Itu terjadi dua hari setelah demonstran menyerbu kediaman resmi kedua pemimpin tersebut. Para pengunjuk rasa masih menduduki gedung-gedung dan menolak untuk pergi sampai kedua pemimpin itu pergi. Ketua parlemen sebelumnya mengatakan presiden akan mengundurkan diri pada 13 Juli. Keberadaan Rajapaksa saat ini tidak diketahui. BBC telah diberitahu bahwa dia berada di kapal angkatan laut di laut. Pengunduran dirinya pertama kali diumumkan oleh Ketua parlemen pada hari Sabtu, tetapi banyak orang Sri Lanka menanggapi dengan skeptis terhadap gagasan bahwa ia akan melepaskan kekuasaan. Pada hari Senin, kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa telah diberitahukan oleh Rajapaksa bahwa dia akan mengundurkan diri pada hari Rabu. Namun, masih belum ada kabar langsung dari Rajapaksa sendiri. Di bawah konstitusi Sri Lanka, pengunduran dirinya hanya dapat diterima secara formal ketika dia mengundurkan diri melalui surat kepada Ketua parlemen yang belum terjadi. Wickremesinghe sebelumnya juga mengatakan dia akan mundur dari posisinya. Rajapaksa telah meninggalkan istana kepresidenan sebelum pengunjuk rasa masuk pada hari Sabtu, menyerukan pengunduran dirinya. Saudaranya, mantan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, berada di pangkalan angkatan laut di negara itu, kata sumber tersebut. Selama berbulan-bulan, warga Sri Lanka telah menyerukan pengunduran diri Rajapaksa bersaudara. Presiden telah disalahkan atas salah urus ekonomi negara itu, yang telah menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan selama berbulan-bulan. Di dalam istana yang diduduki pada hari Minggu, pengunjuk rasa menolak untuk mengalah. "Perjuangan kami belum berakhir," kata pemimpin protes mahasiswa Lahiru Weerasekara, seperti dikutip AFP. "Kami tidak akan menyerah perjuangan ini sampai [Presiden Rajapaksa] benar-benar pergi," katanya seperti dikutip dari BBC pada Senin (11/7). "Beberapa hari ke depan akan menjadi waktu yang sangat tidak pasti untuk melihat apa yang terjadi secara politik," analis politik dan pengacara hak asasi manusia Bhavani Fonseka mengatakan kepada Reuters, menambahkan bahwa akan menarik untuk melihat apakah kedua pemimpin "benar-benar mengundurkan diri". Politisi lain di Sri Lanka bertemu pada hari Minggu untuk membahas bagaimana menangani transisi kekuasaan yang mulus. Ketua parlemen Sri Lanka mengatakan kepada program BBC World Service Newshour bahwa pemerintah koalisi lintas partai baru perlu dibentuk dalam waktu seminggu setelah presiden secara resmi mengundurkan diri.
Berita Terkait