Gempa M 7,5 Guncang Papua Nugini Tewaskan 7 Orang

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 12 September 2022 16:45 WIB
Jakarta, MI - Korban tewas akibat gempa magnitudo 7,5 yang mengguncang Papua Nugini berjumlah tujuh orang pada Senin (12/9). Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah saat tim penyelamat mulai menjangkau komunitas terpencil yang dilanda tanah longsor. Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (12/9), Komisaris Polisi David Manning mengatakan, para korban gempa dengan magnitudo 7,5 itu, telah ditemukan di seluruh bagian utara negara itu, di mana terjadi kerusakan yang meluas pada rumah dan infrastruktur. Gempa bumi yang terjadi pada Minggu (11/9) tersebut telah memicu serangkaian tanah longsor yang mematikan Maning menambahkan, tiga penambang aluvial terkubur hidup-hidup di dekat pemukiman Wau dan empat lainnya meninggal di beberapa lokasi di provinsi Morobe dan Madang. Kelompok misionaris dan perusahaan penerbangan swasta telah berusaha menjangkau komunitas di wilayah yang terisolasi dan mengangkut yang terluka ke tempat yang aman. Pengintaian udara oleh Mission Aviation Fellowship menunjukkan "pergeseran yang terlihat di daerah Nankina dan beberapa masih aktif tergelincir", menurut Tim Penanggulangan Bencana Papua Nugini PBB. Sekretaris Jenderal Palang Merah Papua Nugini Valachie Quagliata mengatakan daerah pegunungan yang terjal membuat akses sulit, dengan daerah yang terkena dampak terburuk tidak dapat diakses dengan mobil. Menurut penilaian PBB, gempa bumi merusak pembangkit listrik tenaga air Ramu "mengakibatkan pemadaman sistem total di seluruh provinsi Dataran Tinggi, Madang, dan Morobe". "Akan ada gangguan besar pada listrik ke depan," kata Quagliata. Gempa melanda pada kedalaman 61 kilometer (38 mil), sekitar 67 kilometer dari kota Kainantu, menurut Survei Geologi AS. Bagian dari Highlands Highway yang penting, yang menghubungkan beberapa kota utama di Papua Nugini, telah rusak. Papua Nugini terletak di "Cincin Api" Pasifik, menyebabkan wilayahnya sering mengalami gempa bumi.