UE Siapkan Sanksi bagi Pejabat Iran yang Menyiksa Pendemo

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 10 Oktober 2022 18:39 WIB
Jakarta, MI - Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan pihaknya akan memastikan Uni Eropa membekukan aset dan memberlakukan larangan masuk bagi pejabat Iran yang terlibat dalam tindakan keras terhadap para pendemo. Dia menggambarkan orang-orang "yang memukuli perempuan dan anak perempuan di jalan" sebagai berdiri di "sisi sejarah yang salah". Para menteri luar negeri Uni Eropa diperkirakan akan memutuskan sanksi untuk pada 17 Oktober. Berbicara kepada sebuah surat kabar Jerman, Baerbock juga mengkritik mereka yang mengutuk orang-orang yang tidak menginginkan apa pun selain hidup bebas. Dia mengatakan kepada pemrotes di Iran: "Kami mendukung Anda, dan akan terus melakukannya." Sanksi yang diusulkan datang setelah kematian Mahsa Amini yang memicu demonstrasi di seluruh negeri. Wanita itu meninggal dalam tahanan setelah ditahan oleh polisi moral Iran pada 16 September. Puluhan warga Iran kehilangan nyawa mereka setelah turun ke jalan untuk memprotes kematian Amini. Kelompok Hak Asasi Manusia Iran, yang berbasis di Norwegia, mengatakan setidaknya 185 orang, termasuk 19 anak-anak tewas sejak kerusuhan dimulai seperti dikutip BBC.com, Senin (10/10). Media pemerintah Iran mengatakan 20 anggota Korps Pengawal Revolusi Islam, polisi dan pasukan keamanan, tewas. Video dan gambar yang beredar di media sosial selama akhir pekan tampaknya menunjukkan aparat keamanan Iran memasuki sekolah dan universitas untuk mencari para pemrotes. Mahasiswi di sebuah universitas di Teheran dilaporkan meneriakkan "tersesat" kepada Presiden Ebrahim Raisi ketika dia berkunjung pada hari Sabtu. Pada hari itu saluran televisi negara diretas. Pemirsa melihat topeng muncul di layar mereka diikuti oleh gambar pemimpin tertinggi, Ayatollah Khamenei yang dikelilingi oleh api. Banyak orang di Iran sekarang menyerukan diakhirinya kekuasaan oleh ulama Islam. [Jhon Oktaveri]
Berita Terkait