Listrik Padam, Pengungsi Ukraina Terpaksa Bertahan Selama Musim Dingin di Luar Negeri

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 26 Oktober 2022 08:02 WIB
Jakarta, MI - Para pengungsi yang melarikan diri setelah invasi Rusia ke Ukraina terpaksa tinggal di luar negeri selama musim dingin akibat pemadaman listrik setelah Rusia menyerang infrastruktur energi negara itu, kata seorang menteri Ukraina. Dalam wawancara yang disiarkan di televisi nasional Ukraina kemarin, Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengatakan kepada warga Ukraina yang saat ini berlindung di luar negeri dan mereka harus menunggu sampai musim semi sebelum kembali ke Ukraina. “Saya ingin meminta [mereka] untuk tidak kembali. Kita harus bertahan hidup di musim dingin,” katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (26/10). Rusia telah meluncurkan gelombang serangan rudal dan pesawat tak berawak yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina sehingga menyebabkan pemadaman listrik dan mengganggu pasokan air. Serangan itu dilakukan setelah sebuah ledakan merusak jembatan yang menghubungkan wilayah pendudukan Krimea ke Rusia pada 8 Oktober. Kyiv menyatakan serangan Rusia telah merusak hingga 40 persen dari sistem listrik. Seorang pejabat lokal di Kyiv memperingatkan pekan lalu bahwa penduduk perlu bersiap untuk kemungkinan pemutusan hubungan listrik yang berlangsung berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Serangan terhadap infrastruktur Ukraina terjadi dengan latar belakang melonjaknya harga energi, makanan, dan harga lainnya di Eropa. Sebagian besar dari jutaan pengungsi melarikan diri dari Ukraina ke Eropa setelah invasi Rusia pada 24 Februari guna mencari perlindungan. Hal itu menimbulkan masalah bagi para pengungsi dan banyak dari mereka berjuang untuk mendapatkan pekerjaan tetap yang dibayar dengan baik di negara tempat tinggal mereka yang baru. Vereshchuk mengatakan jaringan listrik "tidak akan bertahan" sampai kembalinya pengungsi dari luar negeri dan situasinya "hanya akan semakin buruk". "Kembali sekarang berarti mempertaruhkan diri Anda dan anak-anak Anda, kerabat Anda yang rentan," katanya. Lebih dari satu juta rumah tangga di Ukraina telah dibiarkan tanpa listrik setelah serangan Rusia di seluruh negeri. Pada awal pekan ini, operator jaringan listrik milik negara, Ukrenergo menyatakan serangan itu menargetkan infrastruktur transmisi di Ukraina barat, tetapi pembatasan pasokan listrik diberlakukan di 10 wilayah di seluruh negeri, termasuk di Kyiv. Dewan Kota telah mendesak warga untuk mencadangkan air jika terjadi pemadaman. Rusia dan Ukraina juga saling menuduh berencana meledakkan bendungan besar di wilayah Kherson. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pihak berwenang sedang mempersiapkan "untuk semua skenario yang mungkin dengan maksud untuk kesiapan musim dingin". Peringatan itu datang ketika pertempuran sengit berlanjut di wilayah timur Luhansk, Donetsk dan wilayah selatan Kherson, di mana Rusia telah berjuang untuk menghentikan kemajuan baru pasukan Ukraina