Hadapi Ancaman China dan Rusia, Amerika Serikat Uji Coba Roket untuk Senjata Hipersonik

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 27 Oktober 2022 11:09 WIB
Jakarta, MI - Militer Amerika Serikat berhasil melakukan uji coba peluncuran roket untuk pengembangan senjata hipersonik di Fasilitas Uji Penerbangan Wallops, Virginia. Latihan itu juga meliputi 11 eksperimen berbeda yang dirancang untuk menguji dan mengumpulkan data untuk penelitian senjata hipersonik guna mendukung program gabungan Angkatan Darat dan Angkatan Laut, menurut pihak kata Angkatan Laut AS seperti dikutip CNN.com, Kamis (27/10). Kali ini adalah tes kedua yang dilakukan di bawah program yang berfokus pada pengembangan kemampuan hipersonik berbasis laut dan darat. Tes pertama dilakukan pada Oktober 2021. Dalam tes ini, roket yang terdengar ditembakkan dari landasan peluncuran, melakukan eksperimen berbeda untuk mengumpulkan data dan mengumpulkan informasi tentang komponen rudal hipersonik, termasuk bahan tahan panas dan elektronik kelas atas. “Peluncuran hari ini berjalan sangat baik,” kata Wakil Laksamana Johnny Wolfe, direktur Program Sistem Strategis yang mengawasi pengujian tersebut. Faktanya, kami baru saja selesai melihat-lihat hal penting yang dapat diamati dan setiap bagian data yang ingin kami kumpulkan menunjukkan hal positif, katanya. Sebuah  rudal jelajah Zirkon hipersonik ditembakkan dari kapal fregat Admiral Gorshkov selama uji coba di Laut Barents. Angkatan Laut AS juga sedang mengembangkan sistem energi terarah untuk melawan ancaman rudal hipersonik dari China dan Rusia Roket kedua dijadwalkan untuk diluncurkan pada hari ini waktu setempat dan akan melakukan 13 percobaan tambahan yang dirancang untuk menginformasikan pengembangan senjata hipersonik, menurut Angkatan Laut AS. Data yang dikumpulkan dari tes itu akan membantu dalam pengembangan sistem hipersonik serangan konvensional terarah dan senjata hipersonik jarak jauh. Kedua program akan menggunakan Common Hypersonic Glide Body, sebuah proyektil yang dibawa di atas roket pendorong yang meluncur menuju targetnya dengan kecepatan lebih dari Mach 5. Senjata hipersonik itu bergerak dengan kecepatan lebih dari Mach 5, atau sekitar 4.000 mil per jam sehingga membuatnya sulit untuk dideteksi dan dicegat tepat waktu.