Rusia Tuding Negara Barat Berusaha Memiliterisasi Asia Tenggara

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 14 November 2022 04:58 WIB
Jakarta, MI - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan negara-negara Barat sedang melakukan militerisasi atas negara Asia Tenggara dalam upaya untuk menghalangi kepentingan Rusia dan China. Berbicara pada konferensi pers di akhir KTT Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (Asean) di Phnom Penh kemarin, Lavrov mengecam Amerika Serikat atas tindakannya di kawasan itu. Dia menilai Amerika Serikat memandang Rusia dan Barat sebagai medan pertempuran geopolitik strategis yang potensial di dunia pada dekade mendatang. “Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya sedang berusaha menguasai ruang ini,” kata Lavrov kepada wartawan seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (14/11). Dia mengatakan strategi Indo-Pasifik Joe Biden merupakan upaya untuk memotong “struktur inklusif” kerja sama regional. Langkah itu, katanya akan berupa “militerisasi kawasan tersebut dengan fokus yang jelas untuk menghalangi China dan kepentingan Rusia di Asia-Pasifik. Sementara itu, Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mendesak anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (Asean) untuk mengambil semua langkah yang mungkin untuk menghentikan "permainan kelaparan" Rusia terkait kesepakatan untuk mengizinkan pengiriman biji-bijian meninggalkan pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Kesepakatan, yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada bulan Juli itu, memungkinkan ekspor makanan dan pupuk dari beberapa pelabuhan Laut Hitam Ukraina. Kesepakatan itu akan berakhir pada 19 November jika Rusia atau Ukraina keberatan dengan perpanjangan kesepakatan tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan lebih dari 10 juta ton biji-bijian dan produk lainnya diekspor berdasarkan kesepakatan itu. Sebelumnya lembaga tersebut telah memperingatkan bahwa perang Rusia di Ukraina telah memperburuk krisis pangan global dan mendorong puluhan juta lebih banyak orang kelaparan. "Saya meminta semua anggota Asean untuk mengambil setiap metode yang mungkin untuk menghentikan Rusia memainkan permainan kelaparan dengan dunia," kata Kuleba pada konferensi pers di sela-sela KTT ASEAN Sabtu lalu. Pelaksanaan kesepakatan itu oleh Rusia harus diteliti dan berbagai langkah harus diambil untuk memastikan inspektur Rusia tidak sengaja menunda pengiriman dan memaksa harga global naik, katanya. “Penting juga untuk memastikan bahwa inspektur Rusia yang berpartisipasi dalam inisiatif ini bertindak dengan itikad baik dan bahwa mereka memeriksa kapal tanpa penundaan yang dibuat-buat,” katanya dari pertemuan puncak di Phnom Penh, Kamboja. Sejumlah negara di Afrika dan Asia menderita akibat pengiriman pangan yang tertunda, katanya. Kuleba mengatakan dia telah berdiskusi dengan para pemimpin Asean tentang cara mereka mendukung Ukraina. Dia juga telah menyampaikan kepada mereka bahwa mengadopsi kenetralan dan tidak mengutuk Rusia bertentangan dengan kepentingan mereka. "Hal terburuk yang bisa dilakukan suatu negara adalah tidak melakukan apa-apa," katanya. Kuleba memposting tweet yang menunjukkan dia berjabat tangan dengan menteri luar negeri Vietnam, negara yang selama beberapa dekade menjadi sekutu setia Rusia di Asia Tenggara.