Rusia Kembali Lancarkan Gelombang Serangan Roket ke Sejumlah Kota di Ukraina

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 17 November 2022 20:02 WIB
Jakarta, MI - Rusia dilaporkan melepaskan gelombang serangan roket, pesawat tak berawak, dan rudal lainnya di seluruh Ukraina dalam serangan massal keenamnya sejak awal Oktober. Pihak otoritas Ukraina menyatakan bahwa serangan itu, seperti lima serangan sebelumnya, ditujukan untuk menghancurkan sistem energi negara tersebut. Sedangkan serangan atas infrastruktur penting di Odesa dan Dnipro dikonfirmasi oleh lembaga kepresidenan dan kepala daerah pada Kamis pagi. Sebanyak tiga orang dilaporkan terluka di wilayah Odesa, menurut pihak berwenang. Sementara 14 orang lainnya terluka, termasuk seorang remaja dalam serangan di kota Dnipro, menurut walikotanya, Borys Filatov seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (17/11). Pemerintah daerah Dnipro melaporkan lima orang terluka. Sementara itu, dua roket dan pesawat tak berawak Shahed Iran ditembak jatuh di atas udara Kyiv, menurut kepala wilayah Kyiv, Dmytro Kuleba. Sedangkan kepala wilayah Mykolaiv melaporkan bahwa drone Shahed yang dipasok Iran sedang beroperasi di wilayahnya. Dia juga mengatakan sebuah roket diluncurkan ke arah mereka dari Laut Hitam. Akan tetapi dia tidak mengkonfirmasi apakah serangan itu mengenai target mereka. Koresponden Guardian di wilayah Mykolaiv mendengar ledakan keras pada Kamis pagi. Namun tidak jelas apakah ledakan itu berasal dari suara sistem pertahanan udara Ukraina. Namun saluran Telegram tidak resmi melaporkan sistem pertahanan udara Ukraina bekerja di wilayah Kharkiv, Cherkasy, dan Poltava. Sementara itu, Kepala Administrasi Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengatakan di Telegram bahwa Rusia akan gagal dalam serangannya terhadap sektor energi. Ini adalah taktik naif dari pecundang pengecut yang telah kami antisipasi, tulis Yermak. “Ukraina telah menahan serangan musuh yang sangat sulit, yang tidak memberikan hasil yang diharapkan oleh para pengecut Rusia. Kami terus bergerak maju. Kami akan menghancurkan mereka,” katanya. Sejak awal Oktober, Rusia telah menargetkan fasilitas energi Ukraina melalui serangkaian serangan massal. Awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sekitar 40% infrastruktur energi negara itu telah hancur. Pada 15 November, Rusia meluncurkan sekitar 100 rudal ke Ukraina, menurut pihak otoritas negara itu. Hampir tiga perempat dari serangan berhasil dipatahkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina meski fasilitas energi di hampir setiap wilayah menjadi sasaran, menurut perusahaan energi negara, Ukrenergo. Ukrenergo belum membuat pernyataan lengkap tentang kerusakan terbaru tetapi menggambarkan serangan itu sebagai yang terburuk sejauh ini. Pemadaman darurat telah diterapkan di seluruh wilayah utara dan selatan Ukraina dalam upaya untuk menstabilkan jaringan listrik. Dua orang tewas di sebuah desa di perbatasan Polandia akibat serangan pada hari Selasa. Sekutu Ukraina mengatakan senjata itu adalah rudal pertahanan udara Ukraina, tetapi Ukraina bersikeras serangan itu berasal dari Rusia. Otoritas Polandia mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk menetapkan fakta, dan mengatakan pada hari Kamis bahwa Ukraina kemungkinan akan mendapatkan akses ke situs rudal di tenggara Polandia. Sedangkan para Para ahli forensik kini sedang menyelidiki situs di mana sebuah rudal menghantam sebuah desa di tenggara Polandia dan menewaskan dua orang.