48 Orang Ditangkap di Turki Terkait Penjarahan Usai Gempa

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 12 Februari 2023 09:30 WIB
Jakarta, MI - Sebanyak 48 orang ditangkap di Turki pada Sabtu (11/2) waktu setempat, karena diduga menjarah gedung-gedung yang rusak akibat gempa dan menipu para korban dengan membuat telepon iseng. Dilansir dari Wionews.com, Minggu (12/2), para tersangka ditangkap setelah penyelidikan dilakukan di delapan provinsi di wilayah tersebut. Sedikitnya 42 ditangkap di provinsi selatan Hatay. Tim keamanan menyita 11.000 dolar AS, 70.000 jiwa Turki (USD 3.700), 20 ponsel, delapan laptop, lima peralatan, enam senjata, dan tiga senapan serta perhiasan dan kartu bank milik orang yang berbeda. Dua tersangka ditangkap karena menyamar sebagai pekerja bantuan dan diduga berusaha menjarah enam truk berisi makanan untuk korban gempa di provinsi Hatay. Di distrik Beykoz Istanbul, enam tersangka ditangkap karena menipu korban gempa di Gaziantep selatan, melalui telepon. Menurut laporan, para tersangka yang menyamar sebagai pekerja telekomunikasi mengatakan mereka dapat membantu korban jika memberikan informasi perbankan pribadinya. Turki telah berfokus pada upaya percepatan bantuan setelah bencana gempa berkekuatan magnitudo 7,8 melanda wilayah tenggara dan Suriah di dekatnya. Sedikitnya 25.000 telah dilaporkan tewas, dan jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah, karena upaya evakuasi sedang dilakukan. Sebelumnya pada hari Selasa, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 provinsi di tenggara Turki. Jaksa sekarang dapat menahan orang selama tiga hari tambahan dari empat hari sebelumnya karena kejahatan penjarahan sebagai bagian dari perpanjangan kekuasaan di bawah keadaan darurat, menurut sebuah keputusan yang diterbitkan dalam surat kabar resmi Sabtu. Pada hari Sabtu, dia berjanji akan menindak para penjarah. "Kami telah mengumumkan keadaan darurat," katanya saat berkunjung ke provinsi Diyarbakir yang terkena dampak gempa. "Ini berarti, mulai sekarang, orang-orang yang terlibat dalam penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka," kata Erdogan.