Paus Fransiskus Sebut Larangan Imam Katolik Berhubungan Seks Dapat Diubah

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 18 Maret 2023 11:08 WIB
Jakarta, MI - Paus Fransiskus menyebut larangan bagi para imam Gereja Katolik untuk menikah dan berhubungan seks atau dikenal sebagai praktik selibat, dapat diubah. "Gereja Katolik terbuka untuk meninjau praktik selibatnya yang berusia ribuan tahun," kata Paus Fransiskus seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (18/3). Dia mengatakan larangan itu hanya 'sementara' dan juga 'tidak ada kontradiksi' bagi seorang pastor untuk menikah. Selibat dijadikan persyaratan oleh Gereja Katolik pada abad ke-11 karena alasan keuangan, karena pendeta tanpa anak lebih cenderung menyerahkan kekayaan mereka kepada gereja. Vatikan menegakkan aturan di antara para imam, tetapi ada seruan yang berkembang untuk mengakhiri larangan tersebut. Itu terjadi setelah Gereja Katolik Jerman memilih sebuah resolusi yang meminta Paus mengakhiri kewajiban para imam untuk hidup selibat. Dalam sebuah wawancara dengan publikasi Argentina Infobae, Paus Francis (86), mengatakan: "Tidak ada kontradiksi bagi seorang imam untuk menikah. Selibat di Gereja barat adalah rekomendasi sementara." "Itu tidak abadi seperti pentahbisan imam, yang selamanya suka atau tidak suka. Sebaliknya, selibat adalah suatu disiplin," imbuhnya. Paus juga mengutip contoh Gereja Timur, cabang Katolik yang memberikan lebih banyak kelonggaran, dan berkata: "Setiap orang di Gereja Timur menikah, atau mereka yang menginginkannya. Sebelum pentahbisan ada pilihan untuk menikah atau membujang." Itu menandai perubahan dari posisinya pada tahun 2019, ketika dia menyarankan selibat adalah 'hadiah' bagi gereja dan dia tidak setuju dengan 'mengizinkan selibat opsional'. Dalam wawancara, yang merupakan salah satu dari sekian banyak untuk merayakan ulang tahun kesepuluh pemilihannya sebagai Paus, dia juga berbicara tentang meningkatnya angka perceraian dan menyebut kaum muda terkadang menikah terlalu dini. Paus Fransiskus berkata: "Kadang-kadang seseorang pergi ke pesta pernikahan dan sepertinya itu adalah resepsi sosial dan bukan sakramen." "Ketika orang muda mengatakan untuk selama-lamanya, siapa yang tahu apa yang mereka maksud dengan selama-lamanya."