Menteri Perdagangan Dalam Negeri Malaysia Salahuddin Ayub Tutup Usia

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 24 Juli 2023 09:34 WIB
Jakarta, MI - Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Malaysia, Salahuddin Ayub, meninggal dunia pada Minggu (23/7) setelah menjalani operasi pendarahan otak. Dia meninggal di usia 61 tahun. Kabar duka itu dibenarkan putrinya Fatiha Salahuddin dalam postingan Facebook. “Dengan sedih kami menginformasikan bahwa kepala keluarga kami, Salahuddin Ayub meninggal dunia pada pukul 21.23 pada 23 Juli 2023,” tulisnya seperti dikutip dari CNA, Senin (24/7). Sekretaris Pers Salahuddin, Syakirin Husnal, dalam keterangannya mengatakan, Salahuddin meninggal dunia di Rumah Sakit Sultanah Bahiyah (HSB) di Alor Setar, Kedah. Dia mengatakan jenazah Salahuddin akan dibawa ke rumah ibunya di Kampung Serkat (Kopi Tenggek), Tanjung Piai, dan kementerian akan segera memberikan informasi lebih lanjut mengenai pengaturan pemakaman. Ia menambahkan, keluarga almarhum menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas doa dan belasungkawanya. “Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dokter dan staf Rumah Sakit Sultanah Bahiyah, Alor Setar, Kedah,” ujarnya. Pada hari Sabtu, Syakirin mengatakan menteri dibawa ke bangsal darurat HSB sekitar pukul 22:15 pada hari Jumat setelah menderita mual dan muntah, sebelum didiagnosis dengan pendarahan otak oleh seorang spesialis. Salahuddin meninggalkan istrinya, Fatimah Taha, dan enam anak. Perdana Menteri Anwar Ibrahim menggambarkan kematian Salahuddin sebagai kehilangan besar baginya, secara pribadi, dan keluarganya. Mengaku terpukul atas kabar duka tersebut, perdana menteri menyebut jasa Salahuddin yang juga Wakil Presiden Amanah tak terbalas secara materi. “Dia dikenal memiliki karakter yang terhormat, baik untuk teman atau musuhnya. Sosok tangguh yang bekerja dan sangat taat pada amanah dan tanggung jawab. "Istirahatlah sekarang, temanku," tulisnya di Facebook pada hari Minggu. Lahir pada 1 Desember 1961 di Tanjung Piai, Pontian, Johor, Salahuddin akan dikenang sebagai pejuang rakyat dalam isu kenaikan biaya hidup dengan memperkenalkan berbagai inisiatif yang dikenal sebagai 'Payung RAHMAH'. Salahuddin tak asing dengan perpolitikan nasional dan berhasil mengharumkan nama hingga diangkat menjadi Wakil Presiden Partai Amanah Parti (Amanah). Ia juga pernah menjadi sekretaris Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) cabang Pontian dari tahun 1981 hingga 1983, sebelum aktif terlibat dalam politik setelah bergabung dengan PAS pada tahun 1983. Di PAS, ia naik pangkat, dari menjadi wakil presiden Pontian PAS (1983-1987) dan menjadi wakil presiden partai secara keseluruhan dari 2009 hingga 2015. Pada pemilihan umum 2004, PAS mencalonkannya untuk bertarung di daerah pemilihan parlementer Kubang Kerian, yang dimenangkannya dan menjabat selama dua periode. Namun, Salahuddin keluar dari PAS dan bergabung dengan Amanah pada 31 Agustus 2015, setelah terjadi konflik internal antar anggota PAS saat itu. Wakil presiden Amanah itu kemudian merebut kursi parlemen Pulai dan kursi negara bagian Simpang Jeram pada pemilihan umum ke-14 tahun 2018 dengan tiket Pakatan Harapan (PH). Dia diangkat menjadi Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro sebelum pemerintahan PH runtuh pada Februari 2020. Ketua PH Johor mempertahankan kursi dalam pemilihan negara bagian Johor pada Maret 2022 dan pemilihan umum ke-15 pada 19 November tahun lalu sebelum diangkat menjadi Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup. Selama masa jabatannya, Salahuddin mengimplementasikan berbagai inisiatif di bawah merek Payung RAHMAH untuk membantu masyarakat menghadapi berbagai tantangan terkait kenaikan biaya hidup, terutama saat negara dan ekonomi pulih dari dampak pandemi COVID-19. Salahuddin adalah seorang menteri yang selalu terlihat di lapangan untuk memastikan pasokan barang yang cukup dan usahanya yang tak kenal lelah berhasil menstabilkan harga barang kebutuhan pokok sekaligus mengurangi dampak inflasi terhadap konsumen. "Sampai akhir hayatnya, dia prihatin dan terus memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Negara kehilangan pemimpin besar," kata Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi dalam postingan Facebook.