Perundingan Iklim COP28 Temui Jalan Buntu

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 7 Desember 2023 20:06 WIB
Aksi Protes pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP28 di Dubai (Foto: Reuters)
Aksi Protes pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP28 di Dubai (Foto: Reuters)

Jakarta, MI - Para perunding pada pertemuan puncak iklim PBB (COP28) pada hari Rabu (6/12) mengakhiri minggu pertama mereka dengan kondisi yang tidak asing bagi mereka. Pertemuan itu berakhir dengan kebuntuan.

“Negosiasi, seperti yang sering terjadi, saat ini situasinya beragam. Kami melihat perbedaan besar antara masing-masing negara dalam beberapa bidang, tetapi ada keinginan untuk membuat kemajuan,” kata utusan iklim Jerman Jennifer Morgan dikutip Reuters.

Utusan Khusus AS John Kerry mengatakan, “Kami telah melakukan banyak hal dalam minggu pertama ini dan kami telah mencapai hal-hal nyata.”

Para pendukung yang menyerukan penghapusan bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara memiliki harapan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, namun mereka juga melihat kemungkinan pertemuan ini akan gagal. Isu-isu utama mengenai bantuan keuangan bagi negara-negara miskin untuk melakukan dekarbonisasi dan bagaimana beradaptasi pada pemanasan global memerlukan lebih banyak upaya, kata para pejabat.

Suasana demikian berbeda dengan hari pertama ketika konferensi tersebut memberlakukan dana kompensasi iklim – yang disebut kerugian dan kerusakan – dan mulai menghasilkan dana yang bertambah hingga lebih dari $720 juta.

Kepala urusan Iklim PBB Simon Stiell pada hari Rabu memperingatkan agar peserta konferensi tidak menganggap dengan adanya keputusan tersebut, masalah menjadi selesai. Keputusan itu jangan diangap  telah memecahkan masalah bantuan keuangan bernilai triliunan dolar, yang diperlukan untuk membantu mengurangi emisi di seluruh dunia. (Ran)