Rusia Tangkap 11 Terduga Teror di Gedung Konser Moskow

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 24 Maret 2024 06:46 WIB
Petugas petugas membawa jenazah korban serangan senjata, di Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, di luar Moskow, pada 23 Maret 2024.
Petugas petugas membawa jenazah korban serangan senjata, di Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, di luar Moskow, pada 23 Maret 2024.

Moskow, MI - Korban tewas dalam serangan bersenjata di Balai Kota Crocus, Moskow terus bertambah. Berdasarkan laporan intelijen Rusia, sedikitnya 93 orang meninggal dan lebih dari 140 lainnya tercatat mengalami luka dalam insiden tersebut.

Dalam perkembangan terbaru, otoritas Rusia mengatakan telah menangkap 11 terduga pelaku aksi tersebut, empat di antaranya terlibat langsung dalam penyerangan.

Komite Investigasi Rusia, tim khusus yang dibentuk menangani kasus ini juga membagikan sejumlah foto senjata api dan amunisi. Senjata dan peluru termasuk selongsongnya itu diyakini diambil dari lokasi kejadian. 

Setidaknya empat penyerang yang mengenakan perlengkapan kamuflase ikut serta dalam serangan di Krasnogorsk, Moskow barat laut, menurut tayangan video.

Anak-anak dilaporkan menjadi turut menjadi korban dan Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk "serangan teroris" tersebut.

Menurut pernyataan daring yang belum diverifikasi, kelompok milisi ISIS mengatakan mereka berada di balik serangan tersebut. Garda Nasional Rusia mengatakan pihaknya telah mengerahkan unit khusus ke lokasi kejadian untuk memburu para penyerang. Pejabat tinggi Rusia juga menuju ke Krasnogorsk.

Dua pekan lalu, Kedutaan Besar AS mengeluarkan peringatan kepada warga AS untuk menghindari pertemuan besar, dengan mengatakan pihaknya memantau laporan bahwa "ekstremis mempunyai rencana dalam waktu dekat untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow".

Kedubes AS memperbarui sarannya pada Jumat (22/3/2024) malam, mendesak warga AS untuk menghindari lokasi serangan.

Sementara itu, Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, merespons insiden ini dengan membatalkan semua acara publik di ibu kota selama akhir pekan. “Saya turut berduka cita untuk orang-orang tercinta para korban,” katanya.

Beberapa jam berikutnya beberapa wilayah lain juga membatalkan acara, termasuk kota terbesar kedua di Rusia, St Petersburg.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova meminta komunitas internasional untuk mengutuk insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan”.

Pemerintah Ukraina dengan cepat menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu.

“Terlepas dari segalanya, bagi Ukraina segalanya akan diputuskan di medan perang,” kata penasihat presiden Mykhailo Podolyak melalui Telegram.

Juru bicara intelijen militer Ukraina, Andriy Yusov, menyatakan serangan itu adalah "tindakan provokasi yang disengaja oleh dinas khusus Putin", tanpa memberikan bukti apa pun.

Serangan pada Jumat (22/3/2024) malam adalah serangan terburuk yang menyasar warga sipil di Moskow selama bertahun-tahun. Pada 2002, pengepungan teater di Moskow dilakukan oleh 40 militan Chechnya yang menyandera lebih dari 900 orang dalam pertunjukan musikal yang disebut NordOst.

Saat itu, dinas keamanan Rusia menyerbu teater dan melemparkan gas tidur ke dalam aula. Sekitar 130 sandera tewas.