Hadang Serangan Rudal Iran, Israel Habiskan Dana Rp16 Triliun

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 16 April 2024 22:27 WIB
Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel pada Minggu 14 April 2024 (Foto: Reuters)
Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel pada Minggu 14 April 2024 (Foto: Reuters)

Jakarta, MI - Eks penasihat ekonomi Israel untuk militer, Jenderal Reem Adminaoch mengungkapkan bahwa Israel menghabiskan lebih dari US$1 miliar atau sekira Rp16 triliun untuk pertahanannya guna menghadang serentetan serangan drone dan rudal Iran pada Sabtu.

"Biaya pertahanan semalam diperkirakan antara 4-5 miliar shekel (US$1,08-1,35 miliar)," kata Jenderal Reem Adminaoch, seperti dikutip dari New Arab, Selasa (16/4/2024).

"Satu rudal Arrow yang digunakan untuk mencegat rudal balistik Iran berharga 3,5 juta dolar AS, sementara biaya satu rudal David Sling adalah 1 juta dolar AS, di luar biaya sorti pesawat yang ikut mencegat pesawat tak berawak Iran," imbuhnya.

"Saya hanya berbicara tentang pencegatan terhadap apa yang diluncurkan oleh Iran dan bukan cedera yang hanya sedikit terjadi kali ini."

Yehoshua Kalisky, seorang peneliti senior di lembaga pemikir Institute for National Security Studies di Tel Aviv, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa biayanya "sangat besar" dan sebanding dengan apa yang telah dihabiskan Israel selama perang Arab-Israel tahun 1973.

Tidak diketahui berapa banyak yang dihabiskan Iran untuk serangan-serangannya, meskipun rudal balistik di negara itu dapat mencapai US$99.937 (Rp1 miliar), menurut The Guardian.

Iran meluncurkan sekitar 350 serangan rudal dan pesawat tak berawak ke Israel pada Sabtu malam sebagai pembalasan atas serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April.

Serangan tersebut, yang dituduhkan kepada Israel, menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk dua komandan senior Korps Garda Revolusi cabang Pasukan Quds, kata televisi pemerintah Iran. Iran telah bersumpah untuk melakukan serangan balas dendam setelah insiden tersebut.

Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan bahwa Tel Aviv berhasil mencegat 99 persen rudal dan pesawat tak berawak milik Iran, meskipun beberapa rudal balistik berhasil menembus pertahanan Israel dan menghantam Pangkalan Udara Nevatim di bagian selatan negara itu.

Hagari menunjukkan bahwa "upaya Iran untuk menghancurkan kemampuan Angkatan Udara Israel telah gagal, dan pangkalan Nevatim terus beroperasi." Teheran, bagaimanapun, mengatakan bahwa setengah dari rudal-rudal tersebut mengenai target Israel "dengan sukses".

Serangan-serangan tersebut terjadi di tengah-tengah serangan militer Tel Aviv yang mematikan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan 33.797 warga Palestina hingga Senin, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Israel melancarkan serangan militer udara dan darat ke Jalur Gaza pada 7 Oktober, dan sejak saat itu menargetkan negara-negara tetangga lainnya, terutama Lebanon dan Suriah.

Serangan-serangan dan permusuhan terbaru ini telah memicu kekhawatiran internasional akan terjadinya konflik yang lebih luas di wilayah tersebut. Iran dan Israel sebagian besar dianggap sebagai musuh bebuyutan di wilayah tersebut, setelah berperang selama bertahun-tahun.