Tak Ada Tanda-tanda Kehidupan di Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 20 Mei 2024 11:31 WIB
Televisi pemerintah Iran pada Senin (20/5) melaporkan bahwa "tidak ada tanda-tanda kehidupan" di antara para penumpang helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi dan para pejabat lainnya.
Televisi pemerintah Iran pada Senin (20/5) melaporkan bahwa "tidak ada tanda-tanda kehidupan" di antara para penumpang helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi dan para pejabat lainnya.

Iran, MI - Tim penyelamat telah menemukan lokasi jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi, kata stasiun televisi pemerintah Iran, Senin (20/5/2024).

Kepala Asosiasi Bulan Sabit Merah Iran mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah bahwa kondisi pesawat dalam kondisi "tidak baik”. "Tidak ada tanda-tanda kehidupan" yang tampak dari helikopter Presiden Ebrahim Raisi, kata TV pemerintah.

Kantor berita Reuters juga melaporkan bahwa helikopter itu "terbakar seluruhnya" dalam kecelakaan itu, mengutip seorang pejabat Iran. “Helikopter Presiden Raisi terbakar habis dalam kecelakaan itu… sayangnya, semua penumpang dikhawatirkan tewas,” kata pejabat itu.

Adapun operasi pencarian besar-besaran sedang dilakukan di pegunungan barat laut Iran, setelah sebuah helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dinyatakan hilang.

Laporan media mengatakan helikopter itu  satu dari tiga helikopter yang melakukan perjalanan dalam konvoi terjebak cuaca buruk dan kabut tebal sehingga helikopter tersebut harus melakukan “pendaratan darurat”.

Kantor berita IRNA melaporkan bahwa lebih dari 40 orang dari tim penyelamat, yang menggunakan anjing pencari dan drone, dikirim ke lokasi kecelakaan.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mendesak warga Iran untuk “tidak khawatir” menyusul laporan kecelakaan helikopter yang membawa presiden dan menteri luar negeri Iran, dengan mengatakan “tidak akan ada gangguan dalam aktivitas negara”.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya "mengikuti dengan cermat laporan kemungkinan pendaratan darurat", namun tidak memberikan komentar lebih lanjut.

Menteri Dalam Negeri Iran mengatakan akan memerlukan "waktu untuk sampai ke lokasi" lokasi jatuhnya pesawat karena "kondisi cuaca buruk dan kabut di daerah tersebut".

Sementara itu, sebuah drone yang dikirim oleh Turki untuk membantu pencarian helikopter Presiden Raisi telah mengidentifikasi sumber panas, menurut kantor berita Anadolu.

Rekaman dari drone jarak jauh Bayraktar Akinci yang dirilis oleh badan tersebut menunjukkan pemandangan udara dari lanskap di malam hari dan noda gelap di tempat yang tampak seperti lereng bukit.

Badan tersebut mengatakan koordinat situs tersebut telah dibagikan kepada pihak berwenang Iran. TV Iran menayangkan tayangan tim penyelamat berjalan menaiki lereng curam di tengah hujan dan kegelapan.

Hossein Salami, komandan Korps Pengawal Revolusi (IRGC) elite Iran, telah melakukan perjalanan ke lokasi kecelakaan untuk menyelidiki dan mempercepat operasi penyelamatan, lapor kantor berita negara IRIB.

Sebelumnya, sebuah helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian terlibat dalam insiden kecelakaan, lapor media pemerintah.

Raisi sedang menuju ke kota Tabriz, di barat laut Iran, setelah kembali dari daerah perbatasan Iran-Azerbaijan, menurut media lokal. Menurut media lokal, Presiden Raisi sedang menuju kota Tabriz di barat laut Iran, setelah kembali dari peresmian bendungan Qiz Qalasi dan Khodaafarin di perbatasan Iran dengan Azerbaijan.

Kabut tebal mempersulit pencarian di lokasi yang diperkirakan menjadi lokasi pendaratan helikopter, menurut seorang reporter dari kantor berita Fars. Ia mengatakan jarak pandang di kawasan pegunungan dan hutan berkurang menjadi hanya sekitar lima meter.

Daerah ini berjarak sekitar 50km ke arah utara Tabriz. Ahmad Alirezabeigi, anggota parlemen Iran untuk kota Tabriz, mengatakan kepada wartawan di Teheran bahwa petugas penyelamat belum menemukan lokasi helikopter yang membawa presiden dan menteri luar negeri.

Dia menambahkan, dua helikopter lainnya dalam konvoi tersebut mendarat dengan selamat. Pejabat lain dikatakan berada di helikopter yang hilang tersebut. Rekaman yang muncul di televisi pemerintah menunjukkan jamaah berdoa untuk kesehatan presiden di kota suci Masyhad.

Reaksi dari negara-negara lain
Rusia telah mengirimkan tim penyelamat ke Iran untuk membantu pencarian Presiden Raisi, menurut media pemerintah Rusia.

RIA Novosti melaporkan, tim tersebut terdiri dari 47 penyelamat spesialis, sejumlah kendaraan segala medan, dan sebuah helikopter.

Dikatakan bahwa peralatan tersebut sedang dimuat dan akan diterbangkan ke kota Tabriz di Iran, tempat yang dikunjungi presiden pada saat kecelakaan terjadi.

“Baik helikopter maupun penyelamat siap melakukan tugas tersulit di ketinggian,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip kantor berita AFP.

"Segera setelah kondisi cuaca, yaitu kabut, memungkinkan operasi pencarian dan penyelamatan dilanjutkan, spesialis kami akan bergabung dalam upaya tersebut.”

Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan mengenai kecelakaan itu.

Sementara petinggi Partai Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer, mengatakan "pada saat ini tidak ada bukti adanya pelanggaran" terkait insiden kecelakaan helikopter tersebut, namun ia akan "terus memantau situasi yang terjadi".

“Saat itu cuaca berkabut sangat buruk di barat laut Iran tempat helikopter itu jatuh, jadi sepertinya ini kecelakaan tapi masih diselidiki sepenuhnya,” katanya pada konferensi pers.

"Bagus sekali" adalah reaksi Michael Waltz, ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR dari Partai Republik. “Raisi adalah seorang pelanggar hak asasi manusia yang kejam sebelum dan selama masa kepresidenannya,” tulisnya di X.

“Jika Raisi meninggal, dunia sekarang menjadi tempat yang lebih aman dan lebih baik,” kata Rick Scott, seorang anggota Partai Republik dari Florida pada X.

“Jika dia pergi, saya benar-benar berharap rakyat Iran memiliki kesempatan untuk merebut kembali negara mereka dari para diktator yang kejam,” tambahnya.

Siapa Ebrahim Raisi?
Ebrahim Raisi adalah ulama garis keras yang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Terpilihnya Raisi sebagai presiden pada tahun 2021 mengkonsolidasikan kontrol kaum konservatif di seluruh wilayah Republik Islam.

Lahir pada tahun 1960 di Masyhad, ia mengikuti jejak ayahnya, seorang ulama, dan mulai mengikut pendidikan agama ketika ia berusia 15 tahun.

Dia turut berdemonstrasi menentang Shah yang didukung Barat, yang digulingkan pada tahun 1979, ketika masih menjadi mahasiswa dan kemudian menjadi wakil jaksa di Teheran pada usia 25 tahun.

Pada akhir tahun 1980-an, ia duduk di pengadilan rahasia yang diyakini telah menjatuhkan hukuman mati terhadap ribuan tahanan politik dalam apa disebut sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan" menurut kelompok hak asasi manusia.

Raisi menggantikan Hassan Rouhani sebagai presiden setelah jajak pendapat yang menunjukkan banyak kandidat moderat dan reformis dilarang dan mayoritas pemilih menolaknya.

Dia mengambil alih kekuasaan ketika Iran sedang menghadapi banyak tantangan, namun masa jabatannya didominasi oleh protes anti-pemerintah serta perang yang terjadi di Gaza saat ini.