Kritikus Asal Israel Ungkap lebih dari 90 Persen Warga Israel Menginginkan Pemusnahan Palestina

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 12 Mei 2024 12:05 WIB
Kritikus Asal Israel, Haim Bresheeth-zhabner (Foto: Net/Ist/Repro)
Kritikus Asal Israel, Haim Bresheeth-zhabner (Foto: Net/Ist/Repro)

Jakarta, MI - Seorang kritikus vokal yang juga dosen di salah satu Universitas Israel, Profesor Haim Bresheeth-zhabner, membeberkan sikap sebenarnya dari masyarakat Israel terhadap rakyat Palestina. 

Haim Bresheeth-zhabner yang merupakan salah seorang keturunan keluarga terkenal dari sisa-sisa Holocaust dan juga mantan tentara Israel itu menjelaskan soal perlakuan negaranya terhadap Palestina.

Seperti dilansir Parstoday pada, Minggu (12/5/2024), dalam sebuah wawancara bersama Majalah The New Arab terkait fakta pandangan dan perilaku warga Israel, Haim Bresheeth-zhabner mengemukakan berbagai pandangannya atas situasi Israel. 

Menurut pandangannya, Israel setelah 7 Oktober 2023 beralih dari fasisme ke sesuatu yang mirip dengan Nazisme dalam hal hak-hak Palestina. Nazisme yang terkadang terang-terangan dan terkadang pula sembunyi-sembunyi.

Apakah protes warga Israel adalah indikasi positif bahwa dukungan terhadap genosida tengah menurun di masyarakat Israel?

Saya yakin bahwa aksi protes warga Israel bukan benar-benar terkait Palestina. Kedua kubu yang protes di Israel sepakat mengenai genosida. Mereka membela hak-hak kaum Yahudi, bukan hak-hak warga Palestina.

Gelombang protes Israel saat ini adalah mengenai perpindahan warga Palestina dari satu kamp genosida ke kamp genosida lainnya. Kamp baru ini bahkan lebih rasis terhadap warga Palestina. Kita harus tahu bahwa Israel adalah negara demokrasi bagi orang Yahudi tetapi tidak bagi orang Palestina.

Hanya 3,2 persen dari Yahudi Israel meyakini bahwa pemerintah mereka menggunakan terlalu banyak pasukan di Gaza, sementara 43 persen lainnya meyakini pasukan tersebut masih sedikit. 87,4 persen membenarkan korban di pihak Palestina.

Oleh karena itu, jika kita ingin memahami mengapa Israel tidak memiliki masa depan, cukup kita saksikan hasil jajak pendapat Universitas Tel Aviv. hanya 3,2 persen warga Israel yang menentang genosida. Masyarakat Israel tidak mampu berpikir logis, mereka sepenuhnya condong dengan genosida.

Apakah ada harapan untuk melaksanakan proses rekonsiliasi seperti yang pernah dilakukan di Afrika Selatan?

Saya sama sekali tidak meyakini perundingan dengan Zionis. Saya meyakini untuk memboikot mereka dan BDS. Israel sendiri sebuah organisasi Zionis. Organisasi ini esensinya dalah rasisme dan meyakini pemusnahan kaum. Anda tidak dapat berbicara dengan Zionis. Seperti juga tidak bisa dengan Hitler. Israel saat ini berubah dari fasis resmi menjadi sebuah masyarakat nazi. Lebih dari 90 persen warga Israel mendukung genosida ini, yang tidak boleh dilupakan.

Jika rekonsiliasi menurut Anda bukan sebuah opsi, lantas menurut Anda apa jalan ke depan?

Jalan ke depan adalah menghapus Zionisme: Mungkin untuk menentang Zionisme dengan cara apa pun. Saya ragu bahwa perdamaian bisa tercapai setelah kejadian di negeri ini. Tidak berdamai dengan Zionisme, sama seperti tidak ada peluang berdamai dengan kolonialisme atau Nazisme. Zionisme pada dasarnya adalah tidak manusiawi dan fasis. Saya yakin Israel dan Zionis memerlukan proses yang mirip dengan de-Nazisme, serupa dengan apa yang dilakukan terhadap Nazi. Sampai saat itu, rekonsiliasi tidak mungkin dilakukan.

Topik:

Israel Palestina