Saham Asia Terkapar, Nikkei Ambruk 8% Dihantam Badai Tarif Trump


Jakarta, MI - Pasar saham Asia terguncang pada Senin (7/4/2025), memperpanjang gelombang tekanan global akibat perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Dilansir dari Yahoo finance, di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 terjun lebih dari 8% tak lama setelah pembukaan perdagangan. Ini menjadi momen dramatis, karena indeks tersebut jatuh di bawah level 33.000 untuk pertama kalinya sejak Agustus 2024.
Tak hanya Nikkei, indeks Topix yang lebih luas di bursa Jepang itu juga ikut terpuruk, mencatat penurunan lebih dari 9%.
Menanggapi kondisi ini, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan bahwa pemerintah masih akan mendesak Presiden Trump agar menurunkan tarif terhadap Jepang. Namun, ia mengakui proses ini tidak akan cepat.
"Karena itu, pemerintah harus mengambil semua cara yang tersedia untuk meredam pukulan ekonomi dari tarif AS seperti menawarkan dukungan pendanaan bagi perusahaan domestik dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi lapangan kerja," tutur Ishiba. Senin (7/4/2025).
Pada pekan lalu, Trump menetapkan tarif menyeluruh sebesar 24% terhadap Jepang. Pasar Asia mengikuti tren negatif dari Wall Street. Saham berjangka AS jatuh pada Minggu malam setelah dua hari aksi jual. Nilai pasar terkikis lebih dari 5,4 triliun dollar AS.
Saham AS diprediksi dibuka turun tajam pada Senin. S&P 500 nyaris masuk kategori pasar melemah setelah terkoreksi 20% dari puncaknya.
Jika kondisi ini berlanjut, maka hal tersebut menjadi pertanda negatif bagi para investor dan potensi ancaman terhadap perekonomian global.
Di kawasan Asia-Pasifik, tekanan pasar terasa kuat. Indeks Kospi Korea Selatan langsung melemah lebih dari 4,8% tak lama setelah perdagangan dibuka.
Sementara itu, indeks ASX 200 di Australia terjun hingga 6,3% pada perdagangan pagi, di Selandia Baru, indeks NZX 50 tercatat turun lebih dari 3,5%.
Topik:
nikkei jepang saham saham-asia-anjlok tarif-as