Atensi Besar Jokowi Kasus Brigadir J, Komnas HAM: Besok Kami Koordinasi Lagi dengan Istana!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 26 Juli 2022 13:05 WIB
Jakarta, MI - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menjadikan atensi besar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kasus penembakan Brigadir Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J sebagai catatan mandiri. Untuk itu, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengaku pihaknya berkoordinasi beberapa kali dengan Istana mengenai perkembangan kasus Brigadir J itu dan besok akan koordinasi lagi. Sebab, kata dia, Presiden Jokowi juga ingin mengetahui sejelas-jelasnya perihal kasus tersebut. "Kami akan bekerja lebih sungguh-sungguh lagi untuk tidak saja meyakinkan keluarga tentang apa sebetulnya yang terjadi, masyarakat juga ingin tahu itu, tapi juga kepala negara kita juga ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi," jelasnya dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Selasa (26/7). Presiden Jokowi, diketahui sudah dua kali berbicara mengenai kasus Brigadir J. Jokowi meminta kasus tersebut diusut secara transparan. Pertama kali Jokowi bicara tentang kasus Brigadir J ini saat di Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7). "Ya proses hukum harus dilakukan," kata Jokowi. Kemudian, saat kunjungan kerja di Pulau Rinca, Kapupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jokowi meminta kasus Brigadir J diungkap secara terang benderang dan tidak ditutup-tutupi. "Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah!" kata Jokowi.

Topik:

Istana Presiden Jokowi komnas ham Birgadir Yoshua