Praktisi Hukum: Seharusnya UGM Buktikan Ijazah Jokowi Bukan Palsu, Jangan Diam Saja!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 9 Oktober 2022 17:30 WIB
Jakarta, MI - Persolan dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mencuat akhir-akhir ini, akan menjadi persoalan yang begitu besar bila si pelapor dapat membuktikan ijazah itu benar-benar palsu. Presiden Jokowi diketahui sebagai Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Fakultas Kehutanan yang kini dugaan Ijazah palsu itu beredar di media sosial. Praktisi Hukum Tata Negara, Tomu Pasaribu, begitu ia disapa mengingatkan bahwa, seharusnya UGM membuat pernyataan dengan menunjukkan bukti-bukti yang otentik tentang keberadaan Jokowi menjadi Mahasiswa Kehutanan UGM. "UGM harus buktikan, jangan diam saja! Atau mahasiswa/mahasiswi jurusan kehutanan UGM satu angkatan menyebarkan foto ijazah yang dimiliki sebagai pembanding dengan ijazah yang dimiliki Jokowi," jelas Tom sapaan akrabnya saat dihubungi Monitor Indonesia, Minggu (9/10). Saat ini, lanjut Tom, beredar di sosial media foto Jokowi ketika berkunjung ke PT Sritex, disana tertulis Drs Joko Widodo Walikota Solo. Menurut dia, hal ini tidak menutup kemungkinan juga akibat kasus dugaan ijazah palsu yang tidak tuntas mulai tahun 2012, melahirkan berita-berita palsu (hoaks) yang sampai saat ini terus menghantui rakyat, seperti berita mobil Esemka. "Saya tidak habis pikir kalau betul adanya ijazah Jokowi benar-benar palsu. Siapa yang akan bertanggung jawab atas seluruh kebijakan yang telah diambil Jokowi, mulai Walikota, Gubernur DKI Jakarta sera Presiden selama kurang lebih 8 tahun?," tanya Tom. Lantas Tom, mempertanyakan kenapa Universitas Gajah Mada dari awal tidak segera membuktikan, bahwa Jokowi benar-benar lulusan UGM Jurusan Kehutanan. "Apakah UGM sadar bila kasus ijazah palsu ini benar-benar adanya akan merusak Universitas Gajah Mada? Resiko yang terjelek adalah UGM akan tutup selamanya karena hilangnya kepercayaan publik," ungkapnya. Sementara, lanjut dia, partai dan elit politik sedikitpun tidak ada yang bergeming atau serius melakukan investigasi atas merebaknya ijazah palsu mulai tahun 2012. "Saran saya kepada lulusan UGM Tahun 1981 sampai 1985, kiranya terbuka pintu hatinya untuk membagikan foto ijasahnya kepada publik dengan suka rela," jelasnya. Melihat perjuangan yang dilakukan Bambang Try Muliyono atas kasus ijazah palsu dengan gigih, menurut Tom, bukanlah untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebab, kata Tom, meskipun Bambang masuk penjara terpisah dari anak dan istri karena kasus ijazah palsu, setelah bebas ia masih tetap berani mempersoalkan ijazah palsu. "Artinya beliau berjuang tanpa pamrih untuk sebuah kebenaran," katanya. Untuk itu, Tom berharap kepada alumni UGM lulusan tahun 1981 sampai 1985 bersedia membantu perjuangan Bambang Tri Muliyono dengan Ikhlas. (Aan). Ijazah Jokowi