Kapolri Sibuk Bersih-bersih Isntitusi, Anak Buahnya Masih "Suka Bernostalgia"

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 Oktober 2022 23:00 WIB
Jakarta, MI - Pengamat hukum pidana dari Universitas Trisakti, Azmi Syahputra, berpandangan bahwa bersih-bersih kepolisian dengan melakukan pembenahan menyeluruh, akibat dampak fenomena dan terungkapnya beberapa kasus- kasus yang menjadi perhatian publik yang dilakukan oleh beberapa petinggi Polri. Dari kasus penembakan duren tiga, bisnis judi online, kasus jual beli narkoba, membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo begerak cepat, membuka dan membongkar sekaligus mengambil langkah tegas guna mereformasi insitusi Polri. Namun demikian, menurut Ketua Asosiasi Ilmuan Praktisi Hukim Indonesia (Alpha) ini, hal itu tidak mudah dilakukan oleh seorang diri Kapolri, sebab anak buahnya maasih suka bernostalgia. "Kapolri sedang gencar membersihkan insitusi, ini bukanlah kerja mudah dan perlu keberanian apalagi menyangkut reformasi kultural, karena masih banyak pejabat yang "suka nostalgia" dengan kultur yang tidak bisa lagi dipertahankan di era keterbukaan informasi saat ini," kata Azmi kepada Monitor Indonesia, Kamis (20/10) malam. Kendati, sikap Kapolri patut diapresiasi, dimana, kata dia, biasanya pimpinan akan berdalih menanti" putusan yang berkekuatan hukum tetap". Namun dalam beberapa kasus Kapolri telah mengambil langkah tegas yang mendahului sebelum putusan berkekuatan hukum tetap. "Ini adalah wujud kemampuan kepemimpinan Kapolri yang tangguh telah nyata teruji di saat terjadi tekanan dan krisis insitusi," ungkapnya. Kapolri juga, lanjut Azmi, lebih mengikuti hati nuraninya, membersihkan institusi, karena bersih-bersih harus dilakukan, jika tidak ingin membuang waktu, energi dan biaya dan membuat rapuh kepercayaan pada insitusi yang berdampak pada kualitas penegalan hukum dalam negeri semakin terpuruk. "Karenanya Kapolri hari ini menjadi salah satu pemimpin yang menciptakan peristiwa perubahan," tegasnya. Segala tindakan tegas yang telah diputuskan Kapolri dalam menangani kasus yang menyedot perhatian publik ini, menurut Azmi, juga bisa menjadi rujukan yang dapat dikenang dan dipergunakan dalam praktik pemimpin organisasi penegak hukum di kemudian hari. "Sekaligus khususnya semakin membangun institusi Polri yang lebih baik kedepan dalam mewujudkan Presisi Polri," tutupnya.

Topik:

Kapolri