Wakil Kapten Timnas AMIN Ngaku Dimarahi Jokowi, Istana Beri Pukulan Telak

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 2 Desember 2023 20:43 WIB
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana (Foto: Ist)
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Mantan Menteri ESDM sekaligus Wakil Kapten Tim Nasional Pemenangan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Sudirman Said mengaku pernah dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) lalu dimarahi ketika ramai kasus "Papa Minta Saham".

Kasus itu sendiri diproses Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada 2015 lalu.

Menanggapi hal ini, pihak Istana memberi pukulan telak. Melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Istana menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi, tidak pernah memarahi Sudirman Said atas hal melaporkan mantan Ketua DPR Setya Novanto ke MKD atas kasus meminta saham PT Freeport itu.

"Tidak benar Presiden Jokowi memarahi Sudirman Said karena melaporkan Setya Novanto (Ketua DPR saat itu) ke MKD pada tahun 2015," kata Ari Dwipayana, Sabtu (2/12).

Pada faktanya, tegas Ari, Presiden seperti disampaikan Sudirman Said tanggal 7 Desember 2015 di Istana, justru sangat mengapresiasi proses terbuka yang telah dilakukan MKD, dan terus mengikuti dari berbagai media dan stafnya.

Fakta-fakta itu, ungkap dia, bisa dicek dalam pemberitaan media massa kala itu.

"Presiden juga berpesan untuk terus mendidik masyarakat karena persoalan etika itu penting bagi publik," tandasnya.

Seperti diketahui, Sudirman Said mengatakan pernah dimarahi oleh Jokowi. 

Sudirman Said yang saat itu melaporkan Setya Novanto terkait pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dalam perbincangan tentang saham Freeport antara Presiden PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Setya Novanto, dan pengusaha Reza Chalid.

"Kalau saya boleh tambahkan ya tapi jangan kaget ya, ketika saya melaporkan kasus Pak Novanto ke MKD, itu juga presiden sempat marah itu. Saya ditegor keras," katanya.

Seolah-olah, tambah dia, ada yang memerintahkan atau yang mengendalikan, padahal dia katakan itu semata-mata tugas saya sebagai pimpinan sektor waktu itu ESDM untuk menata dan membersihkan sektor. 

"Tapi memang sempat juga Pak Presiden itu marah pada saya, dan saya menjelaskan tidak ada pihak manapun yang memerintahkan," pungkasnya. (LA)