Astaga! Rektor Universitas Soegijapranata Kota Semarang Diminta Buat Video "Sanjung-sanjung" Jokowi?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 Februari 2024 16:09 WIB
Presdien Joko Widodo (Jokowi) (Foto: MI/Repro Antara)
Presdien Joko Widodo (Jokowi) (Foto: MI/Repro Antara)

Jakarta, MI - Akhir-akhir ini, sejumlah civitas akademika kampus menyuarakan keresahan terkait dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adapun sejumlah kampus dan perkumpulan akademisi menuntut penegakan demokrasi yang dinilai kian luntur menjelang berlangsungnya pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti. 

Gelombang tuntutan dari kalangan intelektual ini mulai bergulir sejak akhir Januari lalu, tepatnya ketika civitas academika Universitas Gadjah Mada (UGM) mendeklarasikan Petisi Bulaksumur sebagai respons keprihatinan sekaligus kekecewaan terhadap manuver politik yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Sejumlah pimpinan perguruan tinggi pun telah membuat rekaman video tentang pemilu dan pemerintahan Jokowi. Konten itu juga dimuat di portal media nasional dan media sosial Tiktok. Salah satu artikel di laman media massa ada yang diturunkan.

Kendati, beredar kabar bahwa salah satu kampus di Jawa Tengah (Jateng) yakni Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang justu diduga diminta seseorang mengaku polisi untuk membuat testimoni video mengapresiasi kinerja Presiden Joko

"Nomor satu diminta mengapresiasi kinerja Pak Jokowi. Kedua bahwa pemilu ini mencari penerus Pak Jokowi. Yang ketiga lupa," kata Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (6/2).

Menurutnya, pemilik nomor yang mengaku dari polisi tersebut mulai menghubunginya pada Jumat 2 Febuari 2024 yang lalu. "Saya dapat WA (WhatsApp) dari anggota Polrestabes Semarang atas instruksi Polda Jateng menghubungi Jumat (2 Ferbruari 2024)," ungkapnya.

https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hnys32vgy27cd6jrswkhj6wn.jpg

Dia diminta membuat video testimoni tentang pemilihan umum dan pemerintahan Joko Widodo. "Meminta supaya membuat rekaman video yang poin-poinnya disampaikan," bebernya.

Kendati, Ferdinandus tak menanggapi permintaan tersebut. Polisi itu lantas mencoba meneleponnya. Namun, dia tidak menjawab. Dia juga dikirimi sejumlah contoh rekaman video dari beberapa pimpinan perguruan tinggi lain yang telah membuat.

Pada hari Senin, 5 Februari 2024 kemarin, nomor dari orang yang mengaku anggota polisi itu masih mencoba menghubungi Ferdinandus. "Pertama lewat chat. Beberpa kali nelpon tidak saya angkat Tadi terakhir pukul 11.42 WIB," jelasnya.

Kemudian pada Sabtu lalu, 3 Februari 2024, Ferdinandus menghadiri pertemuan pimpinan perguruan tinggi katolik di Surabaya. Pertemuan menghasilkan sejumlah sikap menanggapi dinamika nasional terakhir. Dia menyebut sikap itu sebagai tanggung jawab mereka untuk menyuarakan kebenaran.

Hingga berita ini diterbitkan Monitorindonesia.com, Polda Jateng belum memberikan keterangan ihwal kabar tersebut. Begitupun dengan pihak Mabes Polri. 

Yakni Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Sandi Nugroho dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko, juga tidak merespons konfirmasi Monitorindonesia.com. (wan)