Penangkapan Chaowalit jadi Daya Tawar kepada Polisi Thailand Bantu Tangkap DPO Fredy Pratama

Firmansyah Nugroho
Firmansyah Nugroho
Diperbarui 3 Juni 2024 06:56 WIB
Fredy Pratama (Foto: Dok MI/Aswan)
Fredy Pratama (Foto: Dok MI/Aswan)

Jakarta, MI - Keberhasilan tim gabungan Polri menangkap Chaowalit Thongduang alias Pang Na-node alias Sulaiman menjadi daya tawar untuk meningkatkan kerja sama dengan Kepolisian Thailand. 

Tidak menutup kemungkinan keberhasilan Polri ini menjadi daya tawar kepada kepolisian Thailand untuk membantu menangkap Fredy Pratama. 

Fredy Pratama merupakan buronan Mabes Polri terkait kasus penyelundupan dan peredaran Narkoba jenis sabu di Tanah Air. Sejauh ini, Fredy Pratama disebut berada di sebuah hutan di Thailand, dan dilindungi oleh mafia dan gangseter di Thailand. 

Rencananya tim dari Bareskrim Polri akan membawa Chaowalit Thongduang, buronan nomor satu di Thailand ini ke negaranya. Diharapkan tim dari Indonesia pulang tidak dengan tangan kosong. Melainkan membawa Fredy Pratama yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Mabes Polri. 

"Insyaallah. Nanti Audi (Kabag Jianter Dishub Inter) dan Pak Wadir (Wadir Tipidnarkoba) dan tim (pemburu) Fredy Pratama akan berangkat bareng dengan tersangka ke sana (Thailand)," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa dikuitip pada Senin (3/6/2024).

"Kita sudah berkomunikasi dengan Menteri, Direktur Narkoba, Direktur Imigrasi di sana akan membantu menangkap Fredy Pratama," sambungnya.
Mukti meminta doa agar DPO Fredy Pratama bisa segera ditangkap oleh tim dari Mabes Polri dan kepolisian Thailand. 

Mukti menjelaskan, dirinya belum bisa memastikan waktu yang dibutuhkan untuk proses penangkapan Fredy. Saat ini, Fredy berada di sebuah wilayah perbatasan antara Thailand dengan Burma atau Myanmar.

"Saya juga mau cepat-cepat nangkap Fredy Pratama. Kamu kira saya enggak mau. Biar tugas saya selesai gitu kan. Ini kan Fredy Pratama identiknya dengan Dirnarkoba Bareskrim kan. Benar enggak? Jadi dengan saya kan. Makanya kalau enggak ketangkap, waduh sakit kepala saya," ujarnya. 

Sebelumnya Mukti menjelaskan, Fredy masih cukup gencar menyuplai bahan baku narkoba, termasuk ke Jakarta walau bersembunyi di hutan di negara Thailand. 

Pengiriman narkoba dilakukan oleh anggota jaringannya, untuk diproduksi oleh anak buahnya. Mukti mencontohkan clandestine lab di Sunter, Jakarta Utara, yang digerebek oleh Satgas Penanggulangan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (P3GN) Polri beberapa waktu lalu masih berada di bawah kendali Fredy Pratama. 

Fredy merupakan bandar besar narkotika jaringan internasional yang saat ini masih buron. Setiap bulannya, sindikat Fredy disebut mampu menyelundupkan sabu dan ekstasi ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 kilo sampai 500 kilo dengan modus operandi menyamarkan sabu ke dalam kemasan teh.

"Kita berdoa tim kembali ke Indonesia bisa membawa Fredy Pratama," tandas Mukti. 

Diketahui, Polisi berhasil menangkap Buronan Nomor Satu, sekaligus Bandar Narkoba asal Thailand, Chaowalit Thungduang yang melarikan ke Indonesia. Buronan nomor satu di Thailand Chaowalit ditangkap di Badung  Bali.

DPO kasus pembunuhan ini ditangkap  dari salah satu apartemen. Chaowalit sebelumnya kabur dari Thailand dan masuk ke Indonesia pada tanggal 8 Desember 2023, melewati jalur laut dengan menggunakan Speedboat. Selain kasus pembunuhan, pelaku juga tergabung dalam jaringan narkotika internasional yang berpusat di Myanmar.