Proyek Pengadaan Katalog Konstruksi BRIN Diduga Sarat Korupsi

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 November 2024 14:38 WIB
BRIN (Foto: Dok MI/Aswan)
BRIN (Foto: Dok MI/Aswan)

Jakarta, MI - Pelaksanaan Pengadaan Katalog Konstruksi di Badan Riset Dan Inovasli Nasional (BRIN) Tahun 2023, diduga bermasalah. Pekerjaan konstruksi yang ditunjuk melalui ektalog oleh BRIN, bukan pekerjaan konstruksi yang sudah memiliki standar, dengan desain dan bahan baku yang sama.

Selain itu, kontraktor yang ditunjuk oleh BRIN hanya 5 (lima) perusahaan saja yang mendominasi. Untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh Indonesia. 

Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Kharisma Menara Abadi. Pada Tahun 2023, PT. Kharisma Menara Abadi ditunjuk BRIN melaksanakan pekerjaan hingga lebih kurang Rp. 70 milyar, yang tersebar di seluruh Indonesia. Empat perusahaan lainnya adalah PT. RKM, PT. MJU, CV. SI dan PT. TMP.

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Kharisma Menara Abadi, diduga mark up atau permahalan harga. “Info yang kami terima, Pekerjaan Green House di Bali, yang dilaksanakan oleh PT. Kharisma Menara Abadi, kemahalan harga hingga Rp. 800 juta,” ujar Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Rakyat Bicara Peduli Pembangunan Dan Kesehatan Masyarakat (LSM FORBI PPKM) Mikler Gultom kepada Monitorindonesia.com, Rabu (20/11/2024).

Mikler menambahkan, pihaknya menduga, seluruh pekerjaan konstruksi yang ditunjuk melalui ekatalog, menyalahi aturan, mark up. Pelaksana diduga hanya kroni-kroni atau keluarga dekat pejabat BRIN. 

“Kami akan mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengusut dugaan korupsi yang terjadi di BRIN,” tandas Mikler.

Topik:

BRIN