Pasca Polisi Tembak Polisi, Kini Polisi Tembak Mati Siswa di Semarang


Semarang, MI - Usai Polisi tembak Polisi di Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) yang menewaskan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari, kini giliran Polisi tembak mati juga seorang siswa. Dua kasus ini membuat heboh masyarakat Indonesia.
Penembakan terhadap siswa itu terjadi di Semarang. Adalah GR (17), siswa SMKN 4 Semarang. Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyatakan bahwa penembakan GR bermula dari anggotanya yang melerai tawuran pelajar. Siswa SMK tersebut dilaporkan ditembak polisi di sekitar Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu (24/11/2024) dini hari.
Irwan menyebut pihaknya sedang melakukan pendalaman internal terkait kasus ini. Pihak kepolisian menyebut GR adalah anggota gangster yang sedang tawuran di sekitar Perumahan Paramount itu. Mereka melawan polisi saat dibubarkan.
"Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas," kata Irwan.
Namun demikian, pihak sekolah menyebut GR adalah siswa berprestasi di sekolahnya. Bahkan, GR dan kedua temannya tidak memiliki catatan kenakalan remaja sehingga kecil kemungkinan terlibat tawuran.
Wakil Kepala Sekolah SMKN 4 Semarang Agus Riswantini menyebut pihaknya mendapat informasi bahwa GR dan kedua temannya ditembak polisi. Menurutnya, ketiga siswa itu adalah anggota paskibraka dan dikenal sebagai anak baik-baik.
Agus menyebut ketiganya baru saja memenangkan piala di Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024 tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah pada Oktober lalu.
"Anak-anak baik yang terpilih karena mereka ikut ekstra paskibra, itu anak-anak pilihan. Tidak ada indikasi terlibat tawuran. Yang kita tahu (mereka) anak-anak baik. Tidak ada catatan kenakalan," jelas Agus.
Sementara itu, guru kesiswaan SMKN 4 Semarang, Nanang Agus juga meragukan klaim polisi bahwa ketiga siswa itu terlibat tawuran. "Kalau tawuran kok bertiga? Terus mereka dari organisasi baik. Apa mungkin tertembak salah sasaran. Katanya yang melakukan oknum polisi atau siapa pun itu belum tahu," kata Nanang.
GR sendiri dikenal sebagai anak piatu yang selama ini dibesarkan oleh ayah dan neneknya.
Polisi tembak Polisi di Solok Selatan
Polisi tembak polisi terjadi di Solok Selatan, Sumatra Barat, tepatnya di Parkiran Polres Solok Selatan. Peristiwa penembakan yang terjadi sekitar pukul 00.15 WIB, pada Jumat (22/11/2024) itu menewaskan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari.
Adapun tersangka merupakan anggota Polisi juga yakni AKP Dadang Iskandar (57) yang menjabat sebagai Kabag Ops Polres Solok Selatan.
Kasi Humas Polres Solok Selatan, Tri Sukra Martin, menjelaskan bahwa saat penembakan terjadi, hanya berdua pelaku dan korban di lokasi. "Saat terjadi penembakan tidak ada personel, hanya mereka berdua saja. Lokasinya di parkiran belakang Polres," katanya.
Usai terdengar bunyi tembakan, para personel Polres segera mendatangi lokasi kejadian. "Para personel yang mendatangi lokasi tersebut menemukan Kasatreskrim yang sudah terkapar. Terdapat dua tembakan di pelipis kanan dan pipi kanan," jelasnya.
Melihat korban terkapar berlumuran darah, personel bergegas membawanya ke Puskesmas terdekat guna mendapatkan pertolongan. "Diduga Kasatreskrim sudah meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas.
Karena kata orang Puskesmas, dia sudah meninggal dan kemudian dibawa ke RS Bhayangkara di Padang," ungkapnya.
Sementara itu Kapolda Sumatra Barat Irjen Pol. Suharyono mengungkapkan nasib AKP Dadang Iskandar usai nekat membunuh temannya sendiri di Kepolisian. Kata dia, AKP Dadang Iskandar kata Suharyono menyerahkan diri ke Polisi usai peristiwa naas tersebut. Kini AKP Dadang telah menjadi tersangka dan ditahan serta terancam hukuman mati.
Topik:
Polisi Siswa SemarangBerita Sebelumnya
Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Begini Kronologinya
Berita Selanjutnya
Siang Ini, PN Jaksel Putuskan Gugatan Praperadilan Tom Lembong
Berita Terkait

Eks Menag Lukman Hakim Minta Polisi Bebaskan Mahasiswa-Aktivis yang Ditahan Pasca Demo Agustus
11 September 2025 17:43 WIB

Polisi Main Tangkap dan Sweeping, Pengamat Khawatir Lahir Sejenis UU Subversif!
3 September 2025 10:14 WIB

452 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Aksi Demo di DPR Hari Ini
25 Agustus 2025 08:59 WIB