Kriminolog Desak Polisi Tuntaskan Kasus Kematian Rizky Setiawan, Pembunuhan Berencana?


Jakarta, MI - Kasus kematian Rizky Setiawan (25) pemuda asal Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes Jawa Tengah masih menyisakan misteri, pasalnya pihak kepolisian sudah melaksanakan rangkaian dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan otopsi tapi belum bisa mengungkap siapa pelaku dan motifnya.
Rizky (25) tewas mengenaskan ditemukan warga di semak-semak bantaran Kali Cisanggarung, pada tanggal 13 October 2024 tahun lalu, sehari setelah acara Sedekah Bumi. Saat diketemukan, korban dengan kondisi luka dibagian wajah dan kepala belakang hingga mengeluarkan darah dari telinga serta hidung.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Kurnia Zakaria, mengatakan dalam kasus meninggalnya RS sangat membuat berbagai kalangan ikut prihatin dan mengawasi jalannya kasus ini.
"Yang pertama saya ucapkan, turut berbela sungkawa atas kejadian ini dan meminta kepada pihak kepolisian lebih fokus serta teliti dalam mengukap peristiwa yang sudah berjalan 5 bulan yang belum menemui titik terang," ujar Kurnia Zakaria kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Kurnia berkeyakinan, pasti kepolisian dapat mengungkap kasus pembunuhan sadis ini yang berlokasi di wilayah Brebes. Karena, pasti polisi sudah melakukan rekontruksi. Bahkan ia menduga kalau kasus ini merupakan pembunuhan berencana dan pelakunya tidak sendiri.
Dikutip pernyataannya, (21/11), pihak kepolisian melalui AKP Sodikin Kapolsek Losari menjelaskan, pihaknya dibantu tim Satreskrim Polres Brebes sudah melakukan rangkaian penyelidikan dan penyidikan secara maksimal terhadap kasus penemuan mayat tersebut. Namun hingga saat ini pihaknya belum mendapat petunjuk yang mengarah ke pelaku. Sampai saat ini Polisi masih melakukan lidik atau tidak berhenti, oleh karenanya berharap peran dan partisipasi masyarakat untuk memberikan informasi tentang penemuan mayat tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun awak media, Polisi sudah mengamankan barang bukti dari korban, kaos warna biru lengan pendek pada bagian belakang bertuliskan "BIG Family Gank Lontong", sepatu warna biru merk Adidas dan kaos kaki putih.
Diceritakan Endang (38) mamang korban, bahwa Rizky pulang ke rumah untuk mengikuti acara Sedekah Bumi Desa Kalibuntu, tepat di hari kejadian.
“Rizky selama ini bekerja di luar kota, kemudian pulang ke kampung halaman untuk mengikuti acara sedekah bumi,” ucapnya.
Setelah tidak pulang semalaman, keluarga di bantu warga mencari keberadaannya, berdasarkan keterangan ada saksi mata yang melihat terakhir, korban terlihat bersama teman-temannya di sisi lapangan dekat tanggul Kali Cisanggarung.
"Akhirnya, kami di bantu warga untuk mencari keberadaan Rizki. Pada siang hari, kami menemukan Rizki dalam keadaan meninggal dunia di semak-semak bantaran kali, saat itu kepolisian tidak lama datang, dan setelah melakukan olah TKP dan Otopsi pihak kepolisian menjelaskan kasus ini, sehari dan paling lama 3 hari terungkap," terangnya.
Masih jelas, Kriminolog Kurnia Zakaria, Ia juga mengatakan ada faktor X yang perlu ditelusuri dan diperhatikan, selain keterangan saksi dan temuan dugaan barang bukti di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Faktor X tersebut, ujar Kurnia, kemungkinan saling berkaitan antara keterangan saksi dan kondisi korban semasa hidup.
"Sebenarnya saya juga agak mempertanyakan, karena ada bahasa kepada mamang korban, polisi menyatakan bahwa ini merupakan kriminal murni, tiga hari aja selesai. Tapi kok begini lama pengungkapan kasusnya," kata dia.
Hal itu pun memunculkan pertanyaan besar publik.
"Maka kita pun bertanya- tanya apakah ada faktor X atau hambatan- hambatan yang dapat mengganggu jalannya penyelidikan di lapangan," ujarnya
Lebih lanjut, Kurnia menduga kasus Rezky ini merupakan jenis pembunuhan berencana yang sudah direncanakan secara matang dan melibatkan banyak pelaku.
Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi, terlebih dalam setiap kasus kejahatan dimungkinkan adanya pelaku utama dan aktor intelektual, yang mengeksekusi.
Karena itu, menurutnya yang perlu ditelusuri adalah potensi motif pembunuhan.
Dalam setiap kasus, terang Kurnia, selalu ada tiga motif utama yang menyertai, yakni motif hubungan sosial, seperti asmara dan masa lalu, motif kekuasaan, serta motif harta.
"Sebetulnya kalau aksi kejahatan melibatkan beberapa orang yang dicurigai melakukannya, merupakan poin yang bagus untuk lebih mengutamakan bukti forensik dari kondisi mayat tersebut."
Terkait bagaimana cara korban dibunuh, dengan apa, dan kemungkinan - kemungkinan yang mendasari tewasnya korban," sambung keterangannya.
Kurnia pun berharap kasus pembunuhan di Brebes ini cepat terungkap, karena menyangkut reputasi dari pihak kepolisian.
"Saya dan masyarakat berharap, agar kasus ini sesegera mungkin dapat terungkap oleh pihak kepolisian, karena menyangkut dengan hal yang cukup kontroversial dan juga reputasi dari kepolisian," jelasnya.
Dirinya, berkeyakinan bahwa cepat atau lambat, kasus ini mampu diungkap secara terang benderang oleh aparat yang berwenang, karena setiap kejahatan pasti meninggalkan jejak bagi pelakunya," pungkasnya.
Topik:
Pembunuhan Berencana