Tekanan Publik Meningkat, Rocky Gerung Prediksi Bobby Sebentar Lagi Tersangka


Jakarta, MI - Pengamat politik, Rocky Gerung, memprediksi bahwa Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Bobby Nasution, sebentar lagi akan tersangka kasus dugaan suap proyek jalan di Sumut.
“Bobby sekarang bukan topik lagi, sebentar lagi tersangka. Kak dipanggil KPK,” kata Rocky dalam kanal YouTube @Hendri Satrio Official dikutip Monitorindonesia.com, Selasa (15/7/2025).
Lantas dia menyindir perbedaan cara membaca kasus ini antara lembaga-lembaga berbeda. Bila survei masih sebatas berpotensi, maka intelijen sudah punya simpulan yang lebih tajam. “Kalah kata-kata kedai kopi, lembaga survei, berpotensi tersangka. Tapi kalau lembaga intelijen, pasti tersangka,” ungkap Rocky.
Menurut Rocky, menantu Jokowi itu memang tidak sengaja ditarget, melainkan sudah menjadi perhatian publik dan media sejak awal. “Bobby bukan sengaja ditarget, memang ada potensi untuk menjadi tersangka. Karena itu kasus yang sudah diintai media massa dari awal,” katanya.
Pun, Rocky menyinggung kemungkinan bahwa setelah Bobby, bisa jadi anggota keluarga Jokowi lainnya juga akan terseret, tergantung pada sikap pemimpin berikutnya. “Keluarga Jokowi akan kena kalau Presiden RI nomor delapan memutuskan akan melakukan radical break,” katanya.
Beranikah KPK periksa Bobby?
Pernyataan KPK yang menyebut belum akan memeriksa Bobby Nasution memunculkan spekulasi di tengah publik. Sebelumnya, Ketua KPK Setyo Budiyanto menjelaskan bahwa pihaknya masih fokus pada pengembangan awal terhadap Topan Ginting.
Namun, publik mencatat bahwa Bobby sendiri sudah menyatakan siap diperiksa kapan saja oleh KPK sejak penangkapan Topan. Hal ini memperkuat harapan bahwa pemeriksaan terhadap orang nomor satu di Sumut itu hanya tinggal menunggu waktu.
Menurut politisi senior Partai Golkar Sumut, Hardi Mulyono, sangat kecil kemungkinan kasus dugaan korupsi jalan ini berjalan tanpa keterlibatan Bobby Nasution. “Semua warga tahu siapa yang angkat Topan Ginting dan untuk apa dia di posisi itu. Mustahil Topan bertindak sendiri,” katanya.
Hardi lantas menyoroti perbedaan gaya kepemimpinan antara era KPK sebelumnya dengan saat ini. Menurutnya, dahulu KPK sering menjadikan satu kasus sebagai pintu masuk untuk mengungkap jaringan kasus lain yang lebih besar.
“Sekarang, sepertinya lebih hati-hati. Tapi saya tetap yakin, cepat atau lambat, KPK akan memeriksa Bobby Nasution. Apalagi saat ini Presiden Prabowo Subianto gencar menyuarakan perang terhadap korupsi. Itu akan menjadi tekanan moral dan politik bagi KPK,” bebernya.
Meski demikian, Hardi mengakui ada pertimbangan politik yang bisa saja memengaruhi langkah KPK. Ia menyebutkan, pimpinan KPK saat ini adalah produk dari era Presiden Joko Widodo, dan masih harus “berhati-hati” dalam mengambil tindakan terhadap tokoh-tokoh yang memiliki kedekatan dengan lingkar kekuasaan sebelumnya.
“Saya paham betul posisi KPK saat ini. Mereka sedang mencari cara agar tidak dianggap ‘menyerang keluarga Jokowi’ tapi juga tidak mengecewakan harapan publik. Ini soal gaya dan strategi,” ungkap Hardi.
Seiring dengan berkembangnya opini publik dan tekanan moral dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan politisi, sorotan kini sepenuhnya tertuju pada langkah berikutnya dari lembaga antirasuah.
Apakah KPK akan segera memanggil dan memeriksa Bobby Nasution atau justru membiarkan kasus ini berjalan tanpa menyentuh aktor yang diduga berada di puncak kendali?
Satu hal yang pasti, publik tak ingin kasus ini berakhir seperti banyak kasus korupsi lain yang berlarut-larut dan mandek. “Kita berharap KPK bekerja dengan independen dan menjadikan kasus ini sebagai momentum untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat,” harapnya.
Topik:
KPK Bobby Nasution