BPK Ungkap Masalah Aplikasi SIMA PT RNI

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Juli 2025 11:46 WIB
Aset tetap dan property investasi PT RNI (Persero) Persero dan Anak Perusahaan (ID Food Group) berupa tanah dan bangunan tersebar di 209 kota pada 34 Provinsi Indonesia dengan nilai buku Aset + Rp9,88 triliun.  (Foto: Dok MI)
Aset tetap dan property investasi PT RNI (Persero) Persero dan Anak Perusahaan (ID Food Group) berupa tanah dan bangunan tersebar di 209 kota pada 34 Provinsi Indonesia dengan nilai buku Aset + Rp9,88 triliun.  (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI menemukan permasalahan dalam aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA) PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero). Bahwa BPK mencatat, SIMA PT RNI belum didukung informasi yang lengkap sebagai pendukung pencatatan dan evaluasi pengelolaan aset.

Temuan itu tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Atas Pengelolaan Dana Pinjaman Pemegang Saham, Aset Tetap dan Properti Investasi Tahun Buku 2021 sampai dengan 2023 pada PT RNI dan Anak Usaha Perusahaan Serta Instansi Terkait Lainnya di DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali dengan nomor 24/LHP/IX-XX.3/8/2024/ Tanggal 30 Agustus 2024.

Diketahui bahwa aset tetap dan property investasi PT RNI (Persero) Persero dan Anak Perusahaan (ID Food Group) berupa tanah dan bangunan tersebar di 209 kota pada 34 Provinsi Indonesia dengan nilai buku Aset + Rp9,88 triliun. 

Dalam mendukung pencatatan keseluruhan aset tanah dan bangunan tersebut ID Food Group telah didukung oleh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA). 

PT RNI (Persero) dan Anak Perusahaan per Tanggal 20 Oktober 2023, menyajikan aset tak bergerak tanah dan bangunan sebanyak 2.109 bidang pada 1884 titik lokasi. 

Bukti kepemilikan atas 2.109 aset PT RNI (Persero) terdiri dari 25 Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU), 1.279 Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), lima Sertifikat Hak Pengelolaan Lahan (SHPL), 487 Sertifikat Hak Pakai (SHP), 105 Sertifikat Hak Milik (SHM), 3 SHM atas Satuan Rumah Susun, 118 bukti kepemilikan berupa SK Gubernur, Akta Jual Beli, Surat Pengakuan Hak, Eigendom Verponding, Kohir, dan Letter C, serta 87 bukti kepemilikan lain (berupa girik, surat perjanjian, gambar situasi, dan lainnya). 

"Hasil pemeriksaan atas pengamanan dan pemanfaatan aset tetap dan properti investasi menunjukkan sistem informasi manajemen aset PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) belum didukung informasi yang lengkap sebagai pendukung pencatatan dan evaluasi pengelolaan aset," petik laporan BPK sebagaimana diperoleh Monitorindonesia.com, Rabu (23/7/2025).

Lebih rinci, BPK menjelaskan bahwa Direksi PT RNI (Persero) telah menetapkan Pedoman Tata Kelola (Subsidiary Governance) terkait manajemen aset tetap. Lebih lanjut Direksi PT RNI (Persero) berwenang menetapkan dan menyusun Sistem Informasi Aset yang terintegrasi dengan bidang lain untuk kemudian ditetapkan sebagai database induk informasi aset di seluruh Anak Perusahaan. 

Terkait hal tersebut, PT RNI (Persero) telah membangun SIMA. Direksi Anak Perusahaan berwenang melakukan inventarisasi seluruh aset dan mengusulkan daftar Aset Operasional yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan utama sesuai bidang usahanya. 

Untuk mendukung Decision Support System (DSS) dalam menyajikan data yang valid dan real time, saat ini semua aset tidak bergerak Holding BUMN Pangan telah terintegrasi ke dalam aplikasi SIMA secara web basis. 

Aplikasi SIMA bertujuan untuk memudahkan manajemen aset dalam kegiatan pemantauan, pengelolaan, pemeliharaan, dan evaluasi aset. Aplikasi SIMA dapat membantu pengelola aset untuk memastikan bahwa aset berupa tanah dan bangunan telah dikelola dengan baik, memberikan nilai tambah bagi perusahaan. dan membantu mengurangi kerugian. 

Informasi yang disajikan pada Aplikasi SIMA yang dapat digunakan manajemen PT RNI (Persero) dan Anak Perusahaan dalam mengambil keputusan terkait aset adalah peta sebaran aset (titik provinsi. titik kota, daftar aset berdasarkan kota, detail aset berdasarkan bidang, informasi pendukung aset, foto aset), dan overview summary (nilai aset, kategori, propinsi dan kota sebaran aset, titik berdasarkan kategori, jatuh tempo sertifikat), status penjaminan aset, dan bukti kepemilikan aset. 

Sebelum penerapan aplikasi SIMA, PT RNI (Persero) dan masing-masing anak perusahaan melakukan inventarisasi dan pencatatan aset baik secara manual (daftar/buku aset) maupun dengan aplikasi yang dibangun oleh masing-masing anak perusahaan. 

Sosialisasi aplikasi SIMA oleh Divisi Pengelolaan Aset PT RNI (Persero) kepada PIC Bagian Aset dan Bagian Akuntansi seluruh anak perusahaan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2021. Dalam sosialisasi tersebut, Divisi Pengelolaan Aset memberikan penjelasan tentang pengisian format Data Aset dan Nilai Buku Aktiva ke dalam SIMA. 

Pada awalnya, Proses input dan pemutakhiran data pada aplikasi SIMA dilakukan oleh Divisi Manajemen Aset dengan menggunakan data aset yang dikumpulkan dari seluruh anak perusahaan. 

Pemindahan otorisasi pengisian data pada SIMA dari PT RNI (Persero) ke masingmasing anak perusahaan baru dilakukan pada bulan Juli 2023 berdasarkan Surat Direksi Nomor 1/SPMB/PL.04.01/RNI.07/13/V1/2023 tanggal 13 Juni 2023, yang antara lain menjelaskan bahwa PIC Manajemen Aset setiap anak perusahaan akan diberikan otoritas untuk melakukan pembaruan data aset pada SIMA dalam rangka percepatan validitas dan pemutakhiran data aset pada SIMA secara berkelanjutan. 

Sampai dengan pemeriksaan berakhir, implementasi penggunaan aplikasi SIMA tersebut belum direviu oleh manajemen. 

Dari pemeriksaan atas implementasi penggunaan SIMA pada PT RNI (Persero) dan anak perusahaan diketahui bawha terdapat 82 titik aset pada aplikasi SIMA tidak tercatat dalam laporan neraca; terdapat 1.272 titik aset tanah dan bangunan belum dilengkapi keterangan nama kelurahan dan kecamatan; terdapat 317 titik aset tanah dan bangunan belum dilengkapi foto lokas.

Lalu, menu komersil sewa aset belum dilengkapi informasi progress renovasi oleh penyewa dan terdapat perbedaan nilai buku aset antara aplikasi SIMA dengan data pendukung laporan keuangan serta terdapat aset tanah bernilai nihil pada 204 titik lokasi.

"Terdapat 204 lokasi Tanah dengan luasan 1.438.302 m2 yang memiliki Nilai Rp0,00 (Nihil) dalam Aplikasi SIMA," jelas BPK.

BPK Ungkap Masalah Aplikasi SIMA PT RNI

"Permasalahan tersebut mengakibatkan data Informasi Aset Tanah, Bangunan dan Properti Investasi dalam SIMA belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai bahan evaluasi dalam mengelola aset, mendukung nilai aset dalam Laporan Keuangan, serta memonitoring pelaksanaan renovasi atas kontrak sewa aset PT RNI (Persero) group yang disertai Nilai RAB renovasi," jelas BPK.

Menurut BPK, permasalahan tersebut disebabkan Asisstant Vice President Operasional & Sistem Manajemen Informasi Aset PT RNI (Persero) dan Anak Perusahaan tidak cermat dalam melakukan input data dalam aplikasi SIMA; 

Asisstant Vice President Operasional & Sistem Manajemen Informasi Aset PT RNI (Persero) belum menyediakan fitur identifikasi aset yang disajikan dalam laporan keuangan dan fitur sewa menyewa yang menyajikan nilai RAB dan progress renovasi dalam aplikasi SIMA. 

Atas permasalahan tersebut, Direksi PT RNI (Persero) menyatakan sependapat dengan permasalahan sebagaimana yang dimaksud. RNI menjelaskan bahwa saat ini sedang dilakukan updating data aset seluruh anak perusahaan sesuai ketentuan/atribut dalam SIMA diantaranya titik aset. luas bidang aset, nilai aset, kelurahan, kecamatan dan foto objek. 

Untuk melengkapi data tersebut, secara pararel telah dilakukan reviu SOP Sistem Informasi Manajemen Aset yang akan menjadi standarisasi pencatatan dalam SIMA ID FOOD Group dengan target selesai pada Kwartal ke-4 Tahun 2023. 

Grouping jenis aset bangunan dan saldo aset Rp0.00 akan dilakukan penyesuaian berdasarkan kategori yang ada. Ditargetkan selesai pada Kwartal ke-1 Tahun 2024. 

Atas permasalahan tersebut, BPK merekomendasikan Direksi PT RNI (Persero) dan Anak Perusahaan agar menginstruksikan Bagian Operasional & Sistem Manajemen Informasi Aset untuk melakukan pemutakhiran titik aset, luas bidang aset, nilai aset, kelurahan, kecamatan dan foto objek sesuai dengan fitur yang disediakan SIMA.

Bahkan, BPK merekomendasikan agar Direksi PT RNI (Persero) agar menginstruksikan Bagian Operasional & Sistem Manajemen Informasi Aset melengkapi beberapa fitur pengelolaan aset meliputi monitoring informasi nilai RAB dan progres renovasi pada modul komersil sewa dan identifikasi Aset On dan Off balance sheet aset tanah dan bangunan. 

Selain itu, BPK juga merekomendasikan kepada Direksi PT RNI (Persero) agar menginstruksikan EVP Audit Internal PT RNI (Persero) untuk melakukan reviu atas fitur dan pemuktahiran data aplikasi SIMA untuk memenuhi kebutuhan data aset perusahaan.

Monitorindonesia.com telah berupaya mengonfirmasi kepada Edwin Adithia Hermawan selaku Humas PT RNI terkait temuan BPK tersebut apakah sudah ditindak lanjuti. Namun hingga tenggat waktu berita ini diterbitkan, Edwin belum memberikan respons.

Topik:

BPK SIMA PT RNI ID FOOD