Polisi Main Tangkap dan Sweeping, Pengamat Khawatir Lahir Sejenis UU Subversif!


Jakarta, MI - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, menyoroti demonstrasi besar-besaran hingga berujung kericuhan yang kemudian direspons pemerintah dengan meminta aparat melakukan tindakan tegas.
Kendati, peristiwa yang terjadi di Bandung menyebabkan kerusuhan pecah di sekitar Tamansari, saat polisi menembakkan gas air mata di area sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) pada Senin (1/9/2025) malam hingga Selasa (2/9/2025) dini hari.
Pun, sejumlah video yang tersebar luas di media sosial menunjukkan aparat polisi mengejar para mahasiswa yang berunjuk rasa dan menembakkan gas air mata ke kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) di Kota Bandung, Jawa Barat.
Insiden tersebut dilaporkan melukai puluhan mahasiswa, petugas medis, dan petugas keamanan. Dilaporkan pula sejumlah aktivis ditangkap.
Islah Bahrawi lantas khawatir akan lahir sejenis UU Subversif akibat penangkapan dan sweeping dari aparat. "Kalau sudah main tangkep dan swiping-swipingan begini, gak lama lagi akan lahir sejenis UU Subversif dengan nama berbeda."
"Supremasi sipil dibuntungi perlahan dengan pembungkaman. Semua kebijakan itu dibuat atas nama: 'Melawan PKI dan Kekuatan Asing guna Stabilitas Nasional'.," kata Islah Bahrawi, dalam cuitannya di akun media, dikutip Monitorindonesia.com, Rabu (3/9/2025).
Melalui pernyataannya pada 31 Agustus lalu, Presiden Prabowo Subianto memberi wewenang kepada aparat keamanan untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap para demonstran, termasuk penggunaan peluru karet. Hanya saja, pernyataan Prabowo tak membendung gelombang demonstrasi.
Bantahan Polda Jabar
Polda Jawa Barat membantah tudingan bahwa aparat menembakkan gas air mata ke dalam kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) saat kericuhan di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menjelaskan, gas air mata yang mengenai area kampus bukan ditembakkan ke dalam, melainkan terbawa angin dari jalan raya.
“Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya yang kemudian tertiup angin ke arah parkiran Unisba. Ini yang kemudian diinginkan oleh provokator anarko, dan memang mereka menunggu momen untuk membenturkan antara mahasiswa dan petugas,” kata Hendra lewat keterangan video, Selasa (2/9/2025).
Dia menegaskan, isu yang menyebut polisi merangsek masuk kampus dan menembakkan gas air mata adalah hoaks. “Mereka membuat framing di media sosial di akun-akun mereka bahwa petugas masuk kampus dan membawa senjata peluru karet serta menembakkan gas air mata, yang semua itu adalah hoaks,” jelasnya.
Menurut Hendra, faktanya tidak ada satu pun anggota yang masuk ke area kampus maupun membawa senjata peluru karet. “Pada kenyataannya di lapangan tidak ada satu petugas pun yang masuk ke area kampus dan tidak ada satu pun petugas yang membawa senjata,” tegasnya.
Dia menambahkan, jarak petugas saat itu sekitar 200 meter dari area kampus. “(Tembakan gas air mata) Tidak ada yang diarahkan ke kampus, semua itu ke jalan raya di mana sekelompok orang berbaju hitam berkumpul dan mengadang jalan serta melakukan pembakaran,” kata Hendra.
Polda Jabar menyebut kelompok berpakaian hitam itu melakukan provokasi dengan memblokade jalan, membakar ban, hingga melempar bom molotov ke arah tim patroli. Aparat kemudian membubarkan massa dan melakukan penyisiran.
Topik:
Polisi DRP Demo UU SubversifBerita Sebelumnya
Dugaan Keterlibatan Idianto di Korupsi PUPR Sumut Menguat!
Berita Terkait

Wow! 959 Orang jadi Tersangka Kerusuhan Demonstrasi 25-31 Agustus 2025
24 September 2025 16:57 WIB

16 Orang jadi Tersangka Pengrusakan saat Demo di Jakarta dari 4 TKP
15 September 2025 20:30 WIB

Eks Menag Lukman Hakim Minta Polisi Bebaskan Mahasiswa-Aktivis yang Ditahan Pasca Demo Agustus
11 September 2025 17:43 WIB