Bakal Jadi Pusat Pertempuran Baru, Rusia akan Evakuasi Warga Kherson

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 14 Oktober 2022 06:08 WIB
Jakarta, MI - Rusia akan mengevakuasi warga Kherson menyusul seruan dari kepala wilayah yang diangkat Rusia sehingga meningkatkan kekhawatiran kota di Ukraina bagian selatan itu akan menjadi garis depan pertempuran baru. Marat Khusnullin, seorang wakil perdana menteri Rusia mengatakan kepada televisi pemerintah kemarin bahwa penduduk akan dibantu untuk pindah dari wilayah itu. Padahal hanya sebagian kecil wilayah itu yang diduduki pasukan Rusia setelah serangan balik Ukraina yang berhasil dalam beberapa bulan terakhir. “Pemerintah mengambil keputusan untuk mengatur bantuan untuk keberangkatan penduduk wilayah [Kherson] ke wilayah lain di negara itu,” kata Khusnullin seperti dikutip TheGuardian.com, Jumat (14/10). Perkembangan tersebut mengikuti permintaan di platform media sosial Telegram oleh Vladimir Saldo, mantan wali kota wilayah pelabuhan itu yang dilantik pada bulan April oleh pasukan Rusia sebagai kepala wilayah Kherson yang lebih luas. Saldo, yang didakwa oleh jaksa Ukraina dengan pasal pengkhianatan, secara khusus meminta Vladimir Putin untuk membantu mereka yang ingin melarikan diri dari pertempuran. Dia mengklaim bahwa serangan Ukraina membahayakan kehidupan penduduk setempat. Dia merupakan wali kota Kherson antara tahun 2002 dan 2012. “Saya ingin meminta bantuan Anda [pemimpin Rusia] dalam mengatur pekerjaan ini. Kami, penduduk wilayah Kherson tahu bahwa Rusia tidak meninggalkan wilayahnya sendiri dan Rusia selalu membantu di tempat yang sulit,” ujarnya. Para pejabat di Kyiv berharap akan mencapai ibu kota regional Kherson sebelum hari Natal meskipun Putin mengatakan baru-baru ini bahwa daerah itu telah "dicaplok" dan masuk ke Rusia bersama Donetsk, Zaporizhzhia dan Luhansk. Langkah itu dikutuk di seluruh dunia sebagai tindakan ilegal. Di New York, tiga perempat dari 193 anggota majelis umum PBB memberikan suara pada Rabu untuk mendukung resolusi yang mengutuk “upaya pencaplokan ilegal” Rusia atas empat wilayah yang sebagian diduduki tersebut. [John Oktaveri]