DPR Dukung Kemitraan RI-Rusia di Sektor Migas dan Energi Nuklir

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 20 Juni 2025 14:22 WIB
Anggota Komisi XII DPR  Syafruddin (Dok. MI)
Anggota Komisi XII DPR Syafruddin (Dok. MI)

Jakarta, MI - Kerja sama strategis antara Indonesia dan Rusia di sektor energi mendapat dukungan penuh dari anggota Komisi XII DPR RI, Syafruddin. Politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menilai, kemitraan ini merupakan langkah penting dalam memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus membuka jalan bagi investasi dan transfer teknologi yang saling menguntungkan.

“Kerja sama Indonesia-Rusia di sektor migas merupakan langkah positif dalam menjawab tantangan energi global. Kita perlu membuka ruang yang lebih luas untuk investasi dan pertukaran teknologi agar sektor ini dapat tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Syafruddin dalam keterangan persnya, Jumat (20/6/2025).

Dukungan Syafruddin tak hanya terbatas pada sektor minyak dan gas (migas). Ia juga menyambut baik rencana kerja sama pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai. Menurutnya, jika dikelola dengan standar keselamatan tinggi dan pengawasan ketat, energi nuklir dapat menjadi solusi jangka panjang bagi kebutuhan energi bersih nasional.

“Selama energi nuklir dimanfaatkan untuk tujuan damai, terutama dalam rangka diversifikasi sumber energi dan peningkatan kapasitas riset, maka kerja sama ini patut kita dukung. Rusia memiliki pengalaman panjang dalam teknologi nuklir sipil, dan Indonesia bisa banyak belajar dari itu,” tegas legislator asal Kalimantan Timur tersebut.

Syafruddin menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam penguatan kerja sama ini, tidak hanya pemerintah, tetapi juga sektor usaha dan dunia akademik.

“Kolaborasi yang baik harus melibatkan seluruh elemen—pemerintah, dunia usaha, dan akademisi—agar kerja sama ini tidak hanya berhenti pada level diplomatik, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi rakyat,” ujarnya.

Dukungan Syafruddin datang sehari setelah Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Constantine, St. Petersburg, Kamis (19/6/2025). Dalam pertemuan bilateral itu, kedua pemimpin sepakat mendorong perluasan kerja sama di sektor energi, termasuk pengembangan energi nuklir untuk kebutuhan kesehatan, pertanian, serta pelatihan sumber daya manusia.

Langkah ini dinilai sejalan dengan upaya Indonesia untuk melakukan diversifikasi energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, seiring meningkatnya kebutuhan energi nasional di masa depan.

 

Topik:

Rusia Transfer Teknologi DPR Migas Nuklir