TNI Ungkap Eks Marinir Gabung Tentara Rusia karena Terlilit Pinjol dan Judol

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 24 Juli 2025 19:21 WIB
Satria Arta Kumbara (Foto: Tangkapan Layar)
Satria Arta Kumbara (Foto: Tangkapan Layar)

Jakarta, MI - Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI Endi Supardi mengungkapkan alasan mengejutkan di balik bergabungnya eks anggota Marinir, Satria Arta Kumbara, sebagai tentara bayaran di Rusia.
 
Endi mengatakan bahwa keputusan Satria didorong oleh tekanan ekonomi akibat jeratan utang dari pinjaman online (pinjol) dan kecanduan judi online (judol).

"Dia [Satria] ada pinjam di pinjol, pinjaman di bank ya. Berkaitan dengan bank di BRI dan BNI dengan nilai Rp750 juta," ungkap Endi, Kamis (24/7/2025). 

Endi menduga gaya hidup hedonis menjadi pemicu utama Satria terjerat utang sebesar itu. Dalam upayanya keluar dari jeratan finansial, Satria justru semakin terperosok dengan mencoba judi online. 

Endi menambahkan, alih-alih bisa melunasi utangnya, Satria justru makin terpuruk akibat judi online. "Ternyata judi online ini kan tidak membantu, bahkan akan lebih terjerumus ke dalamnya," jelas Endi.

Situasi ekonomi yang makin terjepit membuat Satria akhirnya memilih jalan ekstrem: menjadi tentara bayaran untuk Rusia.

Endi menyebut bahwa Satria sudah tidak lagi aktif berdinas sejak 2022, dan resmi diberhentikan dari TNI oleh Mabes pada 2023. Beberapa tahun kemudian, Endi baru mengetahui bahwa mantan anak buahnya itu sudah bergabung dengan tentara bayaran Rusia dan kini sedang berperang. 

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan pihaknya tidak ingin ikut campur tentang status kewarganegaraan Satria. "Kami menyerahkan hal tersebut ke Kementerian Hukum dan Kementerian Luar Negeri," katanya.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan masih terus memantau keberadaan Satria Arta Kumbara, mantan anggota Marinir TNI AL yang diketahui bergabung dengan militer Rusia.

Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kemlu, Rolliansyah “Roy” Soemirat, sebagai respons atas permintaan Satria kepada Presiden Prabowo Subianto agar membantunya mengakhiri kontrak dengan Rusia dan mengembalikan status kewarganegaraan Indonesia. 

“Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Moskow tetap memantau keberadaan dan melakukan komunikasi dengan yang bersangkutan,” jelasnya, Kamis (22/7/2025). 

Namun demikian, Roy menegaskan bahwa Kemlu tidak memiliki kewenangan untuk memastikan status kewarganegaraan Satria. Menurutnya, hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum 

“Mengenai status kewarganegaraan yang bersangkutan, hal tersebut menjadi ranah kewenangan Kementerian Hukum,” katanya.

Dalam sebuah video berdurasi dua menit, Satria menyampaikan permohonan maaf karena tidak menyadari bahwa penandatanganan kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengakibatkan status kewarganegaraan Indonesia dicabut. 

Ia menegaskan bahwa tidak ada niat sedikit pun untuk mengkhianati Tanah Air. Keputusannya pergi ke Rusia, menurutnya, hanya untuk mencari nafkah saja.  

Namun setelah kehilangan status sebagai WNI, Satria mengaku itu tidak sebanding dengan apa yang ia dapatkan di Rusia saat ini. 

“Dengan ini saya memohon kebesaran hati Bapak Prabowo Subianto, Bapak Gibran, Bapak Sugiono, mohon kebesaran hati Bapak untuk membantu mengakhiri kontrak saya tersebut dan dikembalikan hak kewarganegaraan saya untuk kembali ke Indonesia,” pungkasnya dikutip Senin (21/7/2025).

Topik:

eks-anggota-marinir satria-arta-kumbara pinjol judi-online rusia