IHSG Dibuka Menguat Hari Ini

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 9 Desember 2024 10:15 WIB
IHSG Perdagangan Sesi I Menguat ke Level 7.400 (Foto: Ist)
IHSG Perdagangan Sesi I Menguat ke Level 7.400 (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan sesi I pada Senin (9/12/2024) dengan pergerakan mendatar di tengah kehati-hatian investor mencerna pernyataan Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan suku bunga acuan.

Pada awal sesi, IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,22% ke level 7.399,28. Lima menit kemudian, IHSG semakin menguat dengan kenaikan 0,29% ke posisi 7.404,48, berhasil menembus level psikologis 7.400.

Nilai transaksi pada awal sesi I mencapai Rp 33,8 triliun, dengan volume transaksi mencapai 6,3 miliar lembar saham yang ditransaksikan dalam 81.598 kali perdagangan.

Hari ini, pergerakan pasar saham Indonesia diperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen dari dalam dan luar negeri. Faktor utama yang menjadi perhatian adalah data inflasi dari China serta data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia untuk periode November 2024.

Hari ini, China akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK). Biro Statistik China (NBS) melaporkan IHK China cenderung melambat menjadi 0,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada November lalu, dari sebelumnya pada September tumbuh 0,3%.

Sementara itu, secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK Negeri Tirai Bambu juga semakin memburuk yakni kembali mengalami deflasi mencapai 0,6%, dari sebelumnya pada September lalu yang deflasi 0,3%.

Indeks Harga Produsen (IHP) China tercatat turun sebesar 2,5% (yoy) pada November lalu, lebih rendah dari perkiraan penurunan sebesar 2,8% menurut jajak pendapat Reuters.

Konsensus pasar memperkirakan bahwa inflasi tahunan (year-on-year/yoy) China akan mencapai 0,5%. Namun, data yang dirilis menunjukkan inflasi hanya sebesar 0,2%, menandakan tekanan harga yang terus mendekati nol. Kondisi ini memperlihatkan bahwa China masih menghadapi lemahnya permintaan domestik, ditambah dengan deflasi di tingkat grosir yang terlihat dari penurunan Indeks Harga Produsen (IHP).

Konsensus memperkirakan bahwa bahwa inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) China akan mencapai 0,5%. Namun, inflasi yang terus-menerus mendekati nol menunjukkan bahwa China masih bergulat dengan permintaan domestik yang lesu dan deflasi pada tingkat grosir.

Meskipun Beijing telah meluncurkan berbagai langkah sejak September 2024, seperti pemotongan suku bunga, dukungan terhadap pasar saham dan properti, serta peningkatan pinjaman bank, hasilnya belum cukup signifikan.

"Kami yakin deflasi akan terus berlanjut di Tiongkok, terutama berdasarkan pengalaman sebelumnya selama perang dagang," ujar Becky Liu, kepala strategi makro China di Standard Chartered Bank. 

Hal ini dapat menimbulkan sentimen negatif bagi pasar keuangan Indonesia, karena menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China belum sepenuhnya tercapai, yang berpotensi berdampak pada Indonesia mengingat China adalah mitra dagang utama bagi Indonesia.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), yang mencerminkan tingkat optimisme masyarakat terhadap kondisi konsumsi di Indonesia.

Jika hasilnya menunjukkan peningkatan, maka hal ini akan menandakan adanya perbaikan dalam daya beli dan kepercayaan masyarakat terhadap konsumsi. Sebaliknya, jika data menunjukkan penurunan, maka itu mengindikasikan penurunan dalam kepercayaan dan daya beli masyarakat.

Topik:

saham ihsg